MANAJEMEN KELAS

Senin, 11 Februari 2013

penilaian berbasis kelas


PEMBAHASAN


2.1. Penilaian Kelas
       2.1.1. Pengertian Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assesment)
            Dalam suatu sistem pendidikan memerlukan standar karena standar berperan sebagai acuan minimal (dalam hal kompetensi) yang harus sipenuhi oleh seorang lulusan lulusan dari suatu lembaga pendidikan sehingga setiap calon lulusan dinilai apakah yang bersangkutan telah memenuhi standar minimal yang telah diterapkan. Dengan diterapkannya standar kompetensi sebagai acuan dalam proses pendidikan di semua tingkatan termasuk anak didik itu sendiri akan mengarahkan upayanya pada standar pada pencapaian standar yang dimaksud.

Pendekatan standar kompetensi memiliki cara antara lain :
  • Adanya visi, misi dan tujuan pendidikan yang disepakati secara bersama di tingkat nasional.
  • Adanya standar kompetensi lulusan (exit outcome) yang secara konsisten dan jelas dijabarkan dari tujuan pendidikan.
  • Adanya sistem penilaian acuan kriteria dan standar pencapaian (performance standard) yang diterapkan secara konsisten.

            Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atu menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Prinsip-prinsip penilaian otentik :
  • Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
  • Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (school work – kind of problems).
  • Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
  • Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensori mototrik).
                                             

       2.1.2. Tujuan dan Fungsi Penilaian kelas       
            Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan sebagai berikut :
  • Penelurusan (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
  • Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
  • Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
  • Penyimpulan (summing-out), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.

            Penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi antara lain :
  • Fungsi motivasi, yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar.
  • Fungsi belajar tuntas, yaitu penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa.
  • Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran, disamping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar-mengajar telah berhasil.
  • Fungsi umpan balik, yaitu hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri.


       2.1.3. Prinsip Penilaian Kelas
            Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagai mana dijelaskan di atas, perlu diperhatikan hal-hal seperti :
  1. Mengacu pada kemampuan (competency referenced), penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum.
  2. Berkelanjutan (continuous), penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
  3. Didaktis, yaitu alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (lay out) dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kagiatan penilaian.
  4. Menggali informasi, penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
  5. Melihat yang benar dan yang salah, yaitu dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa.




       2.1.4. Prosedur dan Metode Penilaian Kelas
            Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh  penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar adalah adanya interaksi yang efektif antara guru, siswa, dan sumber belajar lainnya sehingga menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah ke penguasaan kompetensi oleh siswa. Penilaian kelas harus bersifat, yakni penilaian yang menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar siswa. Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari kesekuruhan proses belajar-mengajar, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan teknik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.

2.2. Ragam Penilaian Kelas
       2.2.1. Tes Tertulis
            Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih / ditanggapi atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu dari orang yang dites.
            Tes tertulis adalah tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan.
a. Tujuan Penggunaan Tes
  • Diagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan)
  • Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman)
  • Sertifikasi
  • Seleksi
  • Monitoring standar pendidikan

b. Fungsi Tes
§ Formatif di kelas / classroom formatif assessment
-          Dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
-          Dilaksanakan secara periodik,
-          Mencakup semua mata pelajaran yang telah ditetapkan,
-          Bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar-mengajar,
-          Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar.
§ Sumatif di kelas / classroom summative assessment
-          Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program tahunan atau semesteran,
-          Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester,
-          Bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh,
-          Hasil penilaian sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan kelas, kelulusan sekolah, dsb.

c. Bentuk Soal Tes Tertulis
§ Objektif, meliputi :
-          Pilihan ganda
-          Bentu soal dua pilihan jawaban (benar-salah)
-          Menjodohkan
§ Non-objektif meliputi :
-          Isian atau melengkapi
-          Jawaban singkat atau pendek
-          Soal uraian




2.2.2. Penilaian Kinerja
            Performance assessment adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemontrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Trespecs (1999). Dengan demikian performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemontrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

a. Karakteristik Dasar
            Menurut Maertel (1992), performance assessment mempunyai dua karakteristik dasar yaitu :
1).   Peserta tes diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya melakukan eksperimen untuk mengetahui tingkat penyerapan dari kertas tissue.
2).   Produk dari performance assessment lebih penting daripada perbuatan (performance)-nya.

b. Karakteristik mengevaluasi
            Untuk mengevaluasi apakah penilaian kerja tersebut sudah dapat dianggap baik maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria yang dibuat oleh Popham (1995). Kriteria-kriteria tersebut antara lain adalah :
  • Generability
  • Authenticity
  • Multiple Choice
  • Teachability




c. Langkah-langkah
            Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian keterampilan / penilaian kinerja yang baik adalah :
  • Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlakukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik.
  • Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (out put) yang terbaik.
  • Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua criteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
  • Definisikan dengan jelas criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati atau karakteristik produk yang dihasilkan.
  • Urutkan criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
  • Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan criteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

d. Metode yang dapat digunakan
  • Metode Holistik
  • Metode analityc

       2.2.3. Penilaian Portfolio
            Portfolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.
a. Tujuan portfolio
            Dalam penilaian kelas, portfolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya :
  • Menghargai perkembangan yang dialami oleh siswa
  • Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
  • Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
  • Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
  • Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
  • Bertukar informasi orang tua/ wali siswa dan guru lain
  • Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa
  • Meningkatkan kemampuan refleksi diri, dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan

b. Prinsip portfolio
            Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan disajikan sebagai pedoman dalam menggunakan portfolio di sekolah, antara lain :
  • Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa
  • Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa
  • Milik bersama (join ownership)
  • Kepuasan (satisfaction)
  • Kesesuaian (relevance)
  • Penilaian proses dan hasil

c. Metode portfolio
            Terdapat beberapa cara portfolio, tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting, yaitu : 1). Pengumpulan (storing) 2). Pemilihan (sorting), dan 3). Penetapan  (dating) dari suatu tugas (task).
            Karakteristik perubahan portfolio siswa dari waktu ke waktu akan merefleksikan perubahan penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa. Walaupun hasil portfolio bergantung kepada penampilan (performance) siswa, untuk membedakan penilaian penampilan minimal terdapat empat aspek penting, yaitu :
  • Portfolio memiliki kerja di kelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan.
  • Portfolio menunjukan kesempatan ganda bagi siswa untuk mendemontrasikan kompetensinya.
  • Portfolio selalu menunjukan perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan, dan sample portfolio adalah suatu hasil dati usaha lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.

d. Pedoman penerapan penilaian portfolio
            Langkah-langkah yang perlu dipehatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian portfolio di sekolah adalah sebagai berikut :
  • Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portfolio
  • Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian portfolio di sekolah.

       2.2.4. Penilaian Proyek
a. Konsep penilaian proyek
            Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga peyajian data.
            Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang melakukan proses suatu proyek, misalnya pada saat :
  • Merencanakan dan mengorganisasikan investigasi
  • Bekerja dengan tim
  • Arahan diri

b. Konteks dan tujuan penilaian proyek
            Di kelas, guru mungkin menekankan penilaian proyek pada prosesnya dan manggunakan sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis proyek
            Kegiatan mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam hal bekerja independent atau kelompok.

c. Perencanaan penilaian proyek
            Dalam perencanaan penilaian proyek terdapat tiga hal yang perlu dipertimbangkan:
  • Kemampuan pengelolaan
  • Relevansi
  • Keaslian

d. Judging proyek
§  Metode judgement
      Proyek dapat dinilai secara holistic maupun analitik pada proses maupun produknya.
§  Keterbandingan judgement
      Di kelas ketebandingan nilai proyek tidaklah begitu penting akan tetapi guru harus tetap yakin bahwa nilainya dapat dimengerti siswa. Pada suatu situasi yang memiliki resiko tinggi, nilai diberikan oleh penilai yang berbeda. Kekonsistenan nilai perlu diperhatikan. Bila siswa dapat memilih topic yang berbeda, maka standar penilaian pada topic yang berbeda tersebut harus dispesifikasikan.
§  Estimasi dan pelaporan prestasi
      Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan belajar siswa. Nilainya dapat dilakukan secara subjektif maupun objektif.

       2.2.5. Penilaian hasil kerja siswa (product assessment)
            Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.
            Dalam penilaian hasil kerja terdapat dua tahapan penilaian, yaitu :
  1. Penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa
  2. Penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya / kerja siswa
            Hasil kerja yang dimaksud disini adalah produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastic, keramik dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik, koreografi, karya sastra tidak termasuk hasil kerja yang dimaksud disini.

a. Tahapan dalam membuat suatu hasil kerja
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa, yaitu:
  • Tahap perencanaan atau perancangan
  • Tahap produksi
  • Tahap akhir

b. Tujuan penilaian hasil kerja
Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk
  • Menilai penguasaan keterampilan siswa
  • Menilai tingkat kompetensi siswa
  • Menilai keterampilan siswa

c. Perencanaan dalam menilai hasil kerja siswa
            Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja yang akan dipilih guru untuk penilaian diantaranya :
  • Relavan dapat mewakili kompetensi yang diukur
  • Jumlah dan objektivitas hasil kerja

d. Pengelolaan hasil kerja
            Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaiannya.
Spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut :
-          Batasan perencanaan / perancangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja.
-          Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
-          Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang dinilai.
-          Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.

e. Penilaian dan pencatatan hasil kerja siswa
            Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa, antara lain adalah sebagai berikut :
  • Akendotal, merupakan catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar.
  • Skala penilaian analitis, merupakan penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai persfektif atau kriteria.
  • Skala penilaian holistic, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.

       2.2.6. Pedoman Penilaian Sikap dalam Penilaian Berbasis Kelas
            Manusia mempunyai sifat bawaan, misalnya : kecerdasan, tempramen, dsb. Faktor-faktor ini memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap (Olson dan Zonna, 1993).
            Para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan pengalaman.
Menurut Klausmeler (1985), ada 3 model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan. Tiga model tersebut yaitu :
  1. Mengamati dan meniru
  2. Menerima penguatan
  3. Menerima informasi verbal

a. Sikap dan objek sikap yang perlu dinilai
            Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut :
-          Sikap terhadap mata pelajaran
-          Sikap guru terhadap mata pelajaran
-          Sikap terhadap proses pembelajaran
-          Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada
-          Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang inging ditanamkan dalam diri siswa melalui materi tertentu
-          Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum

b. Tindak lanjut
            Hasil penilaian sikap perlu dimanfaatkan dan ditindaklanjuti. Hasil pengukuran dan penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah untuk dilaporkan dalam bantuk angka, seperti nilai penguasaan pengetahuan (domain kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor).
            Hasil pengukuran dan penilaian sikap dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut :
-          Pembinaan sikap siswa
-          Perbaikan proses pembelajaran
-          Peningkatan profesionalitas guru

c. Cara-cara menilai perilaku
            Pengukuran siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut antara lain :
-          Observasi perilaku
-          Pertanyaan langsung
-          Laporan pribadi
-          Penggunaan skala sikap


       2.2.7. Peta Perkembangan Hasil Belajar
            Peta perkembangan hasil belajar adalah suatu laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau kompetensi hasil belajar siswa. Perkembangan kemajuan belajar siswa bersifat multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua bidang studi secara simultan.

a. Tujuan peta perkembangan hasil belajar                                                     
-          Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa
-          Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan siswa)

b. Penetapan skala lokasi pada peta
            Skala pada peta ditujukan untuk menentukan posisi kemampuan seorang siswa pada sebuah garis kontinum. Pendekatan dalam menetapkan lokasi pada peta kemajuan belajar :
  • Kakbrasi pelaku
      Biasanya dilakukan dengan teknik item respon, yaitu membuat skala           lokasi kemampuan berdasar perilaku siswa yang dapat diamati.
  • Pembagian dalam level kemampuan
      Kemajuan belajar siswa dapat ditetapkan dengan membuat jenjang atau      tingkat kemampuan. Model ini akan mempermudah guru dalam   mendeskripsikan kemajuan belajar siswa.
  • Penggunaan skala numeric (nilai)
      Adalah pemberian nilai pada garis kontinum harus menunjukan jarak yang sama antar nilai.

c. Langkah penyusunan peta kemajuan hasil belajar
-          Menentukan jenis kemampuan, keterampilan, yang ada pada area pembelajaran
-          Membuat tahapan hasil belajar yang menunjukan adanya perkembangan belajar
-          Merevisi peta kemampuan belajar
-          Melengkapi peta kemajuan belajar
-          Penetapan patokan

d. Contoh peta kemajuan hasil belajar
  • Pendekatan Bottom-up
      Langkahnya dengan menyusun tahapan pengetahuan, keterampilan,            pemahaman yang didasarkan pada hasil observasi dan penilaian atas sample tugas siswa. Hasil tugas siswa yang diobservasi biasanya masih       terbatas. Tahapan tersebut disempurnakan dengan menggunakan sample     tugas yang banyak.
  • Pendekatan Top-down
      Langkahnya dengan meminta guru atau ahli bidang studi untuk menyusun tahapan pengetahuan, keterampilan dari kemampuan yang diukur. Dan             menyempurnakan tahapan yang disusun guru dengan cara mengujikan    secara empiris pada siswa.

       2.2.8. Penilaian Diri (Self Assessment)
            Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau classroom self assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas.

a. Ciri penilaian diri
-          Termotivasi sendiri
-          Adanya komitmen kepala sekolah
-          Tersosialisasi dengan baik
-          Berlangsung berkesinambungan
-          Transparasi
b. Kriteria penilaian diri
Kriteria penilaian diri meliputi :
-          Isi materi yang diajarkan
-          Presentasi apa yang telah diajarkan
-          Kerja sama antara pimpinan sekolah, guru dan siswa.

c. Karakteristik penilaian kelas
-          Pusat belajar
-          Partisipasi aktif siswa
-          Formatif
-          Kontekstual spesifik
-          Umpan balik
-          Berakar dengan praktek mengajar yang baik

d. Teknik penilaian kelas
            Melalui kegiatan penilaian kelas, informasi tentang perkembangan siswa dapat dikumpulkan untuk melakukan umpan balik perbaikan terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Proses ini mulai dengan melibatkan tiga langkah kecil :
  1. perencanaan
  2. penerapan
  3. tanggapan
           
            Penerapan TPK dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk penilaian yang digunakan di kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
 di kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
  • Guru memahami lebih awal pembelajaran siswa dan guru mampu menerapkan pengajaran yang tepat sehingga TPK dapat dilaksanakan.
  • Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran siswa dan mampu menerapkannya sehingga TPK dapat dilaksanakan.
  • Guru menentukan kompetensi siswa sehingga TPK digunakan berdasarkan kompetensi siswa tersebut.
  • Guru memilih TPK yang tepat untuk memberikan umpan balik perbaikan pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi siswa.
  • Guru memilih gaya pengajaran secara konsisten sehingga dapat diterapkan dengan mudah dan jelas.
  • Guru dan siswa mampu menggunakan informasi hasil belajar siswa secara maksimal melalui TPK.
  • Guru dan siswa menelaah hasil TPK dan menentukan apakah terdapat perubahan.
  • Siswa perlu mengetahui TPK yang digunakan di kelas.

2.3. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
            Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Hasil belajar siswa dapat digunakan untuk memotivasi siswa, untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran oleh guru. Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah dan orang tua siswa.
            Laporan hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

       2.3.1. Pelaporan Hasil Penilaian
a. Laporan untuk siswa dan orang tua
            Laporan ini berisi catatan lengkap tentang siswa. Pembuatan laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan. Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa yang dapat dibedakan atas dua cara yaitu lulus dan belum lulus. Biasanya berupa buku rapor yang diisi pada setiap semester.

b. Laporan untuk sekolah
            Sekolah merupakan lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan siswa. Laporan ini terdiri dari laporan prestasi siswa dan juga menyinggung problem kepribadian siswa.

c. Laporan untuk masyarakat
            Pada umumnya laporan untuk mesyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu.

       2.3.2. Pemanfaatan Hasil Penilaian
a. Untuk siswa
Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk :
-          Mengetahui hasil belajar diri
-          Mengetahui konsep-konsep atau teoriyang belum dikuasai
-          Memotivasi diri untuk belajar lebih baik
-          Memperbaiki strategi belajar

b. Untuk orang tua
            Informasi hasil belajar siswa dimanfaatkan oleh orang tua untuk mengetahui sejauh mana hasil perkembangan hasil belajar anaknya, membantu dan memotivasi anaknya untuk belajar lebih rajin agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

c. Untuk guru dan kepala sekolah
            Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian juga dapat membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar yang lebih baik.


BAB III
KESIMPULAN




            Penilaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
            Penilaian kelas otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
            Penilaian kelas terdiri dari beberapa jenis, diantaranya :
  1. Ters tertulis
  2. Penilaian Kinerja
  3. Penilaian Portfolio
  4. Penilaian Proyek
  5. Penilaian Produk
  6. Penilaian Sikap
            Penilaian bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Laporan hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif.



DAFTAR PUSTAKA
                   


Saefudin Saud, Udin dan Ayi Suherman. 2006. Inovasi Pendidikan. Bandung : Upi Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar