BAB II
ISI
2.1 Karakteristik Anak SD
Menurut Bassett, Jacka dan Logan (1983),
karakteristik anak Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
-
Mereka secara alamiah memiliki
rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang dimiliki diri
mereka sendiri.
-
Mereka senang bermain dan lebih
suka bergembira/ riang
-
Mereka suka mengatur dirinya
untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha
baru
-
Mereka biasanya bergetar
perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka
mengalami, ketidakpuasan dan menolak kegagalan
-
Mereka belajar dengan cara
bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.
2.2 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Belajar
Dalam interaksi Belajar Mengajar
terjadi proses pengaruh-mempengruhi. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa,
tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru.
Belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam tingkah laku, sampai dimanakah perubahan itu
dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Faktor yang ada pada diri
organisme itu sendiri (faktor individual) yang termasuk ke dalam faktor
individual antara lain:
1.
Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti
kepada anak kelas tiga Sekolah Dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak
yang baru
duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima
pelajaran itu. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan peribadi telah memungkinkannya.
2.
Kecerdasan/ intelegensi
Di samping kematangan, dapat tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/ dipengaruhi pula
oleh taraf kecerdasannya. Kenyataan menunjukan kepada kita, meskipun anak yang
berumur 14 tahun ke atas pada umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti,
tetepi tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti.
3.
Latihan dan ulangan
Karena terlatih dan sering mengulangi
sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin
dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman
yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
4.
Motivasi
Motif intrinsik dapat mendorong
seseorang sehingga akhrnya orang
itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin
seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak
mengetahui betapa pentingnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi
dirinya.
5.
Sifat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat
kepribadian yang berbeda antara seorang dengan yang lain, ada orang yang
mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya, halus
perasaannya, dan adapula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada
seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil
belajarnya dapat dicapai.
b.
Faktor yang ada di luar individu (faktor sosial)
Yang termasuk faktor social antara lain:
1.
Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan
bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak termasuk
ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
belajar turut memegang peranan penting pula.
2.
Guru dan cara mengajar
Dalam belajar di sekolah, faktor guru
dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan
bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut
menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
3.
Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar
yang baik dari guru-gurunya, kecukupan guru dalam menggunakan alat-alat itu
akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4.
Motivasi social
Anak dapat menyadari apa gunanya
belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi
motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi social dapat pula timbul pada anak dari
orang-orang disekitarnya, seperti dari tetangga, sanak saudara, dan teman-teman
sepermainan.
5.
Lingkungan dan kesempatan
Seorang anak dari keluarga yang baik,
memiliki intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan
guru-gurunya dan alat-alatnya baik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik.
Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Umpamanya karena
jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh, memerlukan kendaraan yang
cukup lama sehingga melelahkan.
2.3 Pembelajaran yang Efektif
dan Efisien
A. Pembelajaran yang Efektif
Berdasarkan
karakteristik anak SD, maka dalam proses pembelajaran, guru harus dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran yang
efektif dapat terbentuk melalui pembelajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1.
Berpusat pada anak
Pada dasarnya anak merupakan subjek
dalam proses pendidikan dan pengajaran, maka segala kegiatan pembelajaran harus
senantiasa memperhatikan kondisi dan kepentingan anak. Keberhasilan proses
belajar dan pembelajaran terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri,
pelajar efektif, dan pekerja produktif.
2.
Interaksi edukatif antara guru
dengan anak
Dalam proses belajar hendaknya
terjalin hubungan yang bersifat edukatif atau mendidik dan mengembangkan. Guru
tidak hanya sekedar penyampai bahan yang harus dipelajari, tetapi sebagai figur
yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Interaksi antara guru dan
siswa hendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologis yaitu adanya saling
pemahaman antara guru dengan siswa. Suasana pembelajaran hendaknya diciptakan
sedemikian rupa agar menimbulkan suasana yang menyenangkan sehingga
menggairahkan anak untuk belajar.
3.
Susunan Demokratis
Suasana demokratis memberikan kondisi
bagi anak untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif. Suasana
dalam kelas yang bersifat demokratis akan banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Dalam
suasana demokratis, semua pihak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi
dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri dan pada gilirannya
dapat berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan masing-masing.
4.
Variasi Belajar Mengajar
Metode mengajar yang digunakan guru
hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan bahan yang diajarkan. Dengan
metode mengajar yang bervariasi, guru tidak hanya mengajar dengan satu metode
saja melainkan berganti-ganti sesuai dengan keperluannya. Suasana ini akan
membuat siswa lebih senang dan ber semangat dalam belajar sehingga dapat
memberikan hasil belajar yang lebih baik.
a.
Mengajar secara ekspositori/
menyajikan
-
Metode ceramah
-
Metode demonstrasi
b.
Mengajar dengan mengaktifkan
siswa
-
Metode Tanya jawab
-
Metode diskusi
-
Metode pengamatan dan percobaan
-
Metode mengajar kelompok
-
Metode latihan
-
Metode pemecahan masalah
-
Metode pemberian tugas
5.
Guru Profesional
Proses pembelajaran yang efektif
hanya mungkin terwujud apabila dilaksanakan oleh guru professional atau
didasari jiwa profesionalisme yang tinggi. Guru professional ialah guru yang
memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki
rasa kebersamaan dengan sejawatnya. Dengan jiwa profesionalisme, guru mencintai
pekerjaannya dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi, dan tanggung jawab.
6.
Bahan yang Sesuai dan
Bermanfaat
Bahan yang diajarkan bersumber dari
kurikulum yang telah ditetapkan secara baku.
Tugas guru ialah mengolah bahan ditetapkan secara baku. Tugas guru ialah mengolah bahan
pengajaran menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa secara tepat dan
bermakna. Bahan yang diajarkan hendaknya sesuai dengan kondisi siswa dan
lingkungannya sehingga memberikan makna dan faedah bagi siswa.
7.
Lingkungan yang Kondusif
Keberhasilan suatu pendidikan akan
banyak ditentukan, oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan yang kondusif adalah
lingkungan yang dapat menunjang bagi proses pembelajaran secara efektif. Dalam
hubungan ini diharapkan guru mampu membina kerjasama dengan pihak luar sekolah
khususnya dengan keluarga, karena kehidupan anak SD masih sangat dekat dengan
lingkungan keluarga.
8.
Sarana yang Menunjang
Proses belajar dan pembelajaran akan
berlangsung secara efektif apabila ditunjang dengan sarana yang baik. Sarana tersebut berupa alat bantu belajar,
laboratorium, aula, lapangan olah raga, perpustakaan dan sebagainya.
Atas dasar kemampuan berfikirnya anak
masih berada dalam taraf berfikir intuitif dan
konkret. Dalam hal ini, penggunaan alat peraga memegang peranan yang amat
penting dalam membantu anak mengembangkan taraf
berfikirnya. Alat peraga itu dapat berupa benda atau obyek asli, kegiatan
langsung, atau dalam bentuk gambar, model, dan sebagainya.
Pembelajaran dikatakan efektif,
sekurang-kurangnya didukung oleh tiga faktor, yakni:
1.
Kesiapan siswa baik fisik
maupun mental
2.
motivasi belajar
3.
memiliki tujuan yang akan
dicapai secara jelas.
Pembelajaran yang efektif memperhatikan langkah berikut:
1.
Menciptakan suasana proses
Belajar Mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas proses Belajar
Mengajar
2.
Mengoptimalkan hasil belajar,
melalui proses Belajar Mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna
3.
Mengerjakan tugas dengan baik
4.
Merumuskan tujuan pembelajaran
secara nyata
5.
Melihat kembali hasil belajar
yang telah dicapai
6.
Mencari jalan keluar agar dalam
proses Belajar Mengajar lebih aktif dan kreatif.
B. Pembelajaran yang Efisien
Pada umumya orang melakukan usaha
atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan
biaya-tenaga, dan waktu yang banyak pula, ataudengan kata lain efisien. Efisien
adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan
hasilnya. Ada
dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa, yaitu:
1.
Efisiensi usaha belajar
Suatu kegiatan belajar
dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai
dengan usaha yang minimal. Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan
untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran,
waktu, peralatan belajar, dan lain-lain.
2.
Efisiensi hasil belajar
Sebuah kegiatan belajar
dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan
prestasi belajar tinggi.
Berikut ini adalah
saran-saran untuk membiasakan belajar yang efisien yang dikemukakan Crow and
Crow dengan singkat dan terinci, yaitu:
·
Memiliki dulu tujuan belajar yang pasti
·
Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
·
Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu
konsentrasi dan keaktifan mental
·
Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk
belajar
·
Selingi belajar dengan waktu-waktu istirahat
yang teratur
·
Carilah kalimat-kalimat topik/ inti pengertian
dari tiap paragraf
·
Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam
hati
·
Lakukan metode keseluruhan (whole method)bilamana
mungkin
·
Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat
·
Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun
rapi
·
Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk
dipelajari lebih lanjut
·
Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang
tepat dan usahakan/ caobalah untuk menemukan jawabannya
·
Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada
waktu belajar
·
Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik dan
bahan ilustrasi lainnya
·
Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan
·
Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas
belajar
·
Pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan
oleh pengarang, dan tantanglah jika diragukan kebenarannya
·
Telitilah pendapat beberapa pengarang
·
Belajarlah menggunakan kamus dengan
sebaik-baiknya
·
Analisislah kebiasaan belajat yang dilakukan dan
cobalah untuk memperbaiki kelamahan-kelamahannya.
2.4 Langkah-langkah
Pembelajaran
Peristiwa pembelajaran pada dasarnya
merupakan suatu rangsangan bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar. Kegiatan
ini berlangsung dalam suatu proses mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Dengan
hasil belajar tertentu, dan berlangsung dalam kondisi tertentu pula. Berikut
ini akan dikemukakan urutan langkah pokok peristiwa pembelajaran berdasarkan
tahapan dan kondisi proses belajar:
Ø Membangkitkan Motivasi
Dengan motivasi yang kuat anak akan lebih terarah dan
lebih kuat tindakan belajarnya. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi anak
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh guru agar anak memiliki
kesiapan dalam melakukan kegiatan belajar.
Ø Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Setelah anak mulai siap untuk belajar, guru sebaiknya
memberitahukan kepada anak kemampuan apa yang diharapkan dapat dikuasai pada
akhir kegiatan belajar. Dengan cara ini anak akan mengetahui hasil dari
perbuatan belajar yang akan mereka lakukan, sehingga mereka lebih terdorong.
Ø Mengarahkan Perhatian
Perhatian merupakan peningkatan aktivitas arah perilaku
dalam menghadapi suatu rangsangan tertentu. Dengan perhatian yang tinggi anak
akan dapat mewujudkan perilaku belajar secara lebih efektif.
Ø Merangsang Ingatan
Sebelum pelajaran baru dimulai, guru harus merangsang
siswa untuk mengungkapkan kembali hal-hal yang telah mereka pelajari dimasa
lalu. Dengan demikian, maka materi dan tugas belajar yang baru terasa mempunyai
kesinambungan dengan apa yang telah mereka pelajari.
Ø Memberikan Bimbingan dalam Belajar
Cara pemberian bimbingan dapat dilakukan secara individual
atau kelompok sesuai dengan kondisi masing-masing anak. Langkah bimbingan
belajar banyak membantu anak dalam memperoleh kemajuan sesuai dengan kondisi
masing-masing.
Ø Meningkatkan Daya Ingat
Meningkatkan daya ingat dapat dilakukan dengan
memberikan banyak contoh daripada yang telah diajarkan, untuk itu seperti tugas
dan contoh hendaknya disesuaikan dengan pola-pola kehidupan dan lingkungan
anak.
Ø Mengembangkan Pemindahan Hasil Belajar
Agar transfer terjadi dengan efektif, maka materi
pelajaran harus diberikan secara lebih bermakna dan disesuaikan dengan
perkembangan anak dan keadaan lingkungan. Dengan langkah transfer atau
pemindahan hasil belajar, maka anak akan merasakan manfaat belajar dalam proses
belajar selanjutnya.
Ø Memperoleh balikan
Balikan adalah gambaran terhadap hasil proses
pembelajaran yang berupa perubahan perilaku sesuai dengan tujuan. Anak harus
mengetahui hasil belajar yang telah dilakukannya. Pengetahuan ini sangat
penting bagi anak sebagai balikan terhadap perilaku belajar yang telah dilakukannya
dan sebagai balikan terhadap perilaku belajar yang telah dilakukannya dan
sebagai sumber motivasi bagi tindakan perilaku belajar selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan karakteristik anak SD,
maka dalam proses pembelajaran, guru harus dapat mengembangkan proses
pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif dapat terbentuk
melalui pembelajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut: Berpusat pada
anak, Interaksi edukatif antara guru dengan anak, Susunan Demokratis, Variasi
Belajar Mengajar, Guru Profesional, Bahan yang Sesuai dan Bermanfaat, Lingkungan
yang Kondusif, Sarana yang Menunjang. Sedangkan dalam pembelajaran yang
efisien, ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu: efisiensi usaha belajar
dan efisiensi hasil belajar.
Faktor yang mempengaruhi belajar
adalah faktor individual
dan faktor social. Faktor individual
terdiri dari: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi. Sedangkan faktor social antara lain: faktor keluarga/ keadaan
keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam Belajar
Mengajar, motivasi social, lingkungan dan kesempatan yang tersedia.
Langkah-langkah pembelajaran yaitu
membangkitkan motivasi menyampaikan tujuan pembelajaran, mengarahkan perhatian,
merangsang ingatan, memberikan bimbingan dalam belajar, meningkatkan daya
ingat, mengembangkan pemindahan hasil belajar dan memperoleh balikan.
Saran
Salah satu hal yang memegang peranan
penting bagi keberhasilan pengajaran adalah proses pelaksanaan pengajaran.
Pelaksanaan pengajaran yang baik, sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik
pula. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan pembelajaran hendaknya merupakan
titik tolak awal dalam mengembangkan materi yang akan diajarkan yang kemudian
dipertimbangkan berdasarkan waktu, metode, dan sarana yang diperlukan.
Agar pelaksanaan pengajaran berjalan
efisien dan efektif maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara
sistematis, dengan proses Belajar Mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan
siswa serta dirancang dalam suatu scenario yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
-
Ibrahim, R dan Syaodah, Nana. 1996. Perencanaan
Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
-
Purwanto, M. Ngalim, M.P. Drs.
1997. Psikologi Pendidikan IPS. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
-
Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
-
Tim Dosen MK. 2007. Manajemen Kelas. UPI : Tasikmalaya.
-
Wardani. 2002. Psikologi Belajar. Pusat Penerbitan UT :
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar