MANAJEMEN KELAS

Senin, 11 Februari 2013

pembelajaran efektif dan efesien


BAB II
ISI

2.1    Karakteristik Anak SD
Menurut Bassett, Jacka dan Logan (1983), karakteristik anak Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
-          Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang dimiliki diri mereka sendiri.
-          Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang
-          Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru
-          Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami, ketidakpuasan dan menolak kegagalan
-          Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.

2.2    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam interaksi Belajar Mengajar terjadi proses pengaruh-mempengruhi. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa, tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru.
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam tingkah laku, sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
a.     Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individual) yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain:
1.      Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga Sekolah Dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak yang baru
duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan peribadi telah memungkinkannya.
2.      Kecerdasan/ intelegensi
Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/ dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Kenyataan menunjukan kepada kita, meskipun anak yang berumur 14 tahun ke atas pada umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetepi tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti.
3.      Latihan dan ulangan
Karena terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
4.      Motivasi
Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhrnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa pentingnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi dirinya.
5.      Sifat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian yang berbeda antara seorang dengan yang lain, ada orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya, halus perasaannya, dan adapula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.

b.    Faktor yang ada di luar individu (faktor sosial)
Yang termasuk faktor social antara lain:
1.      Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak termasuk ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.
2.      Guru dan cara mengajar
Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
3.      Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecukupan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4.      Motivasi social
Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan  pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi social dapat pula timbul pada anak dari orang-orang disekitarnya, seperti dari tetangga, sanak saudara, dan teman-teman sepermainan.
5.      Lingkungan dan kesempatan
Seorang anak dari keluarga yang baik, memiliki intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya baik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Umpamanya karena jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh, memerlukan kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan.

2.3    Pembelajaran yang Efektif dan Efisien
A.    Pembelajaran yang Efektif
 Berdasarkan karakteristik anak SD, maka dalam proses pembelajaran, guru harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pembelajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Berpusat pada anak
Pada dasarnya anak merupakan subjek dalam proses pendidikan dan pengajaran, maka segala kegiatan pembelajaran harus senantiasa memperhatikan kondisi dan kepentingan anak. Keberhasilan proses belajar dan pembelajaran terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri, pelajar efektif, dan pekerja produktif.
2.      Interaksi edukatif antara guru dengan anak
Dalam proses belajar hendaknya terjalin hubungan yang bersifat edukatif atau mendidik dan mengembangkan. Guru tidak hanya sekedar penyampai bahan yang harus dipelajari, tetapi sebagai figur yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Interaksi antara guru dan siswa hendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologis yaitu adanya saling pemahaman antara guru dengan siswa. Suasana pembelajaran hendaknya diciptakan sedemikian rupa agar menimbulkan suasana yang menyenangkan sehingga menggairahkan anak untuk belajar.
3.      Susunan Demokratis
Suasana demokratis memberikan kondisi bagi anak untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif. Suasana dalam kelas yang bersifat demokratis akan banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Dalam suasana demokratis, semua pihak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri dan pada gilirannya dapat berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan masing-masing.
4.      Variasi Belajar Mengajar
Metode mengajar yang digunakan guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan bahan yang diajarkan. Dengan metode mengajar yang bervariasi, guru tidak hanya mengajar dengan satu metode saja melainkan berganti-ganti sesuai dengan keperluannya. Suasana ini akan membuat siswa lebih senang dan ber semangat dalam belajar sehingga dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik.
a.       Mengajar secara ekspositori/ menyajikan
-          Metode ceramah
-          Metode demonstrasi
b.      Mengajar dengan mengaktifkan siswa
-          Metode Tanya jawab
-          Metode diskusi
-          Metode pengamatan dan percobaan
-          Metode mengajar kelompok
-          Metode latihan
-          Metode pemecahan masalah
-          Metode pemberian tugas
5.      Guru Profesional
Proses pembelajaran yang efektif hanya mungkin terwujud apabila dilaksanakan oleh guru professional atau didasari jiwa profesionalisme yang tinggi. Guru professional ialah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa kebersamaan dengan sejawatnya. Dengan jiwa profesionalisme, guru mencintai pekerjaannya dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi, dan tanggung jawab.
6.      Bahan yang Sesuai dan Bermanfaat
Bahan yang diajarkan bersumber dari kurikulum yang telah ditetapkan secara baku. Tugas guru ialah mengolah bahan ditetapkan secara baku. Tugas guru ialah mengolah bahan pengajaran menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa secara tepat dan bermakna. Bahan yang diajarkan hendaknya sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungannya sehingga memberikan makna dan faedah bagi siswa.
7.      Lingkungan yang Kondusif
Keberhasilan suatu pendidikan akan banyak ditentukan, oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang dapat menunjang bagi proses pembelajaran secara efektif. Dalam hubungan ini diharapkan guru mampu membina kerjasama dengan pihak luar sekolah khususnya dengan keluarga, karena kehidupan anak SD masih sangat dekat dengan lingkungan keluarga.
8.      Sarana yang Menunjang
Proses belajar dan pembelajaran akan berlangsung secara efektif apabila ditunjang dengan sarana yang baik.  Sarana tersebut berupa alat bantu belajar, laboratorium, aula, lapangan olah raga, perpustakaan dan sebagainya.
Atas dasar kemampuan berfikirnya anak masih berada dalam taraf berfikir intuitif dan konkret. Dalam hal ini, penggunaan alat peraga memegang peranan yang amat penting dalam membantu anak mengembangkan taraf berfikirnya. Alat peraga itu dapat berupa benda atau obyek asli, kegiatan langsung, atau dalam bentuk gambar, model, dan sebagainya.
Pembelajaran dikatakan efektif, sekurang-kurangnya didukung oleh tiga faktor, yakni:
1.      Kesiapan siswa baik fisik maupun mental
2.      motivasi belajar
3.      memiliki tujuan yang akan dicapai secara jelas.
Pembelajaran yang efektif memperhatikan langkah berikut:
1.      Menciptakan suasana proses Belajar Mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas proses Belajar Mengajar
2.      Mengoptimalkan hasil belajar, melalui proses Belajar Mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna
3.      Mengerjakan tugas dengan baik
4.      Merumuskan tujuan pembelajaran secara nyata
5.      Melihat kembali hasil belajar yang telah dicapai
6.      Mencari jalan keluar agar dalam proses Belajar Mengajar lebih aktif dan kreatif.

B.     Pembelajaran yang Efisien
Pada umumya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya-tenaga, dan waktu yang banyak pula, ataudengan kata lain efisien. Efisien adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa, yaitu:

1.      Efisiensi usaha belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain.

2.      Efisiensi hasil belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.

Berikut ini adalah saran-saran untuk membiasakan belajar yang efisien yang dikemukakan Crow and Crow dengan singkat dan terinci, yaitu:
·         Memiliki dulu tujuan belajar yang pasti
·         Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
·         Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental
·         Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
·         Selingi belajar dengan waktu-waktu istirahat yang teratur
·         Carilah kalimat-kalimat topik/ inti pengertian dari tiap paragraf
·         Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati
·         Lakukan metode keseluruhan (whole method)bilamana mungkin
·         Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat
·         Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi
·         Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut
·         Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan/ caobalah untuk menemukan jawabannya
·         Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar
·         Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik dan bahan ilustrasi lainnya
·         Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan
·         Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar
·         Pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang, dan tantanglah jika diragukan kebenarannya
·         Telitilah pendapat beberapa pengarang
·         Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya
·         Analisislah kebiasaan belajat yang dilakukan dan cobalah untuk memperbaiki kelamahan-kelamahannya.


2.4    Langkah-langkah Pembelajaran
Peristiwa pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rangsangan bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar. Kegiatan ini berlangsung dalam suatu proses mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Dengan hasil belajar tertentu, dan berlangsung dalam kondisi tertentu pula. Berikut ini akan dikemukakan urutan langkah pokok peristiwa pembelajaran berdasarkan tahapan dan kondisi proses belajar:
Ø  Membangkitkan Motivasi
Dengan motivasi yang kuat anak akan lebih terarah dan lebih kuat tindakan belajarnya. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi anak merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh guru agar anak memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan belajar.
Ø  Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Setelah anak mulai siap untuk belajar, guru sebaiknya memberitahukan kepada anak kemampuan apa yang diharapkan dapat dikuasai pada akhir kegiatan belajar. Dengan cara ini anak akan mengetahui hasil dari perbuatan belajar yang akan mereka lakukan, sehingga mereka lebih terdorong.
Ø  Mengarahkan Perhatian
Perhatian merupakan peningkatan aktivitas arah perilaku dalam menghadapi suatu rangsangan tertentu. Dengan perhatian yang tinggi anak akan dapat mewujudkan perilaku belajar secara lebih efektif.
Ø  Merangsang Ingatan
Sebelum pelajaran baru dimulai, guru harus merangsang siswa untuk mengungkapkan kembali hal-hal yang telah mereka pelajari dimasa lalu. Dengan demikian, maka materi dan tugas belajar yang baru terasa mempunyai kesinambungan dengan apa yang telah mereka pelajari.
Ø  Memberikan Bimbingan dalam Belajar
Cara pemberian bimbingan dapat dilakukan secara individual atau kelompok sesuai dengan kondisi masing-masing anak. Langkah bimbingan belajar banyak membantu anak dalam memperoleh kemajuan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Ø  Meningkatkan Daya Ingat
Meningkatkan daya ingat dapat dilakukan dengan memberikan banyak contoh daripada yang telah diajarkan, untuk itu seperti tugas dan contoh hendaknya disesuaikan dengan pola-pola kehidupan dan lingkungan anak.
Ø  Mengembangkan Pemindahan Hasil Belajar
Agar transfer terjadi dengan efektif, maka materi pelajaran harus diberikan secara lebih bermakna dan disesuaikan dengan perkembangan anak dan keadaan lingkungan. Dengan langkah transfer atau pemindahan hasil belajar, maka anak akan merasakan manfaat belajar dalam proses belajar selanjutnya.
Ø  Memperoleh balikan
Balikan adalah gambaran terhadap hasil proses pembelajaran yang berupa perubahan perilaku sesuai dengan tujuan. Anak harus mengetahui hasil belajar yang telah dilakukannya. Pengetahuan ini sangat penting bagi anak sebagai balikan terhadap perilaku belajar yang telah dilakukannya dan sebagai balikan terhadap perilaku belajar yang telah dilakukannya dan sebagai sumber motivasi bagi tindakan perilaku belajar selanjutnya.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan karakteristik anak SD, maka dalam proses pembelajaran, guru harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pembelajaran yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut: Berpusat pada anak, Interaksi edukatif antara guru dengan anak, Susunan Demokratis, Variasi Belajar Mengajar, Guru Profesional, Bahan yang Sesuai dan Bermanfaat, Lingkungan yang Kondusif, Sarana yang Menunjang. Sedangkan dalam pembelajaran yang efisien, ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu: efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.
Faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor individual dan faktor social. Faktor individual terdiri dari: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan faktor social antara lain: faktor keluarga/ keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam Belajar Mengajar, motivasi social, lingkungan dan kesempatan yang tersedia.
Langkah-langkah pembelajaran yaitu membangkitkan motivasi menyampaikan tujuan pembelajaran, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, memberikan bimbingan dalam belajar, meningkatkan daya ingat, mengembangkan pemindahan hasil belajar dan memperoleh balikan.

Saran
Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pengajaran adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan pengajaran yang baik, sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan pembelajaran hendaknya merupakan titik tolak awal dalam mengembangkan materi yang akan diajarkan yang kemudian dipertimbangkan berdasarkan waktu, metode, dan sarana yang diperlukan.
Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses Belajar Mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu scenario yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA


-          Ibrahim, R dan Syaodah, Nana. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

-          Purwanto, M. Ngalim, M.P. Drs. 1997. Psikologi Pendidikan IPS. Remaja Rosdakarya: Bandung.

-          Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

-          Tim Dosen MK. 2007. Manajemen Kelas. UPI : Tasikmalaya.

-          Wardani. 2002. Psikologi Belajar. Pusat Penerbitan UT : Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar