PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan
Kepala Sekolah
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
DIREKTUR
JENDERAL
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Di dalam pelaksanaan program
penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda
dari program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah
menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
Di dalam pengembangan materi
tersebut telah mengacu kepada standar
kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 13 tahun
2007. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga
Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah dalam
rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu
kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam
penguatan kemampuan kepala sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai
pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan kepala sekolah dapat
memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk
mewujudkan kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.
Semoga
semua usaha kita untuk penguatan
kemampuan kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas
No. 13 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan
berpikir kritis.
Jakarta, Januari 2010
Direktur
Jenderal PMPTK
Prof.
Dr. Baedhowi, M.Si
NIP.
19490828 197903 1 001
KATA
PENGANTAR
Pada tahun
2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar kepala
sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 13 tahun 2007. Untuk
mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut, Direktorat
Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai dengan
masing-masing komponen kompetensi kepala sekolah yang diatur dalam Permendiknas
No 13 tahun 2007.
Materi
yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah, program
kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan
kepala sekolah sangat penting mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam
proses peningkatan mutu pendidikan.
Kepala
sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk
malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas,
daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri
jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi
ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala
sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Kami
menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu
menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan
berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan
kompetensi kepala sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan
kemampuan kepala sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang
mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi kepala sekolah sesuai
dengan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Semoga
buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan kepala sekolah di seluruh
Kab/Kota di Indonesia.
Jakarta, Januari 2010
Direktur
Tenaga Kependidikan
Surya
Dharma, MPA, Ph.D
19530927
197903 1 001
SAMBUTAN DIRJEN PMPTK
................................................................
|
i
|
|
KATA PENGANTAR
...............................................................................
|
iii
|
|
DAFTAR ISI .............................................................................................
|
v
|
|
PENDAHULUAN
.....................................................................................
|
1
|
|
|
A. Latar Belakang ........................................................................
|
1
|
|
B. Standar Kompetensi PTS ........................................................
|
2
|
|
C. Deskripsi Materi Pelatihan .......................................................
|
2
|
|
D. Langkah-langkah Mempelajari Materi
Pelatihan .....................
|
3
|
KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ...............................................................................................
|
5
|
|
|
A. Pengantar ................................................................................
|
5
|
|
B. Definisi PTS
.............................................................................
|
6
|
|
C. Tujuan
PTS .............................................................................
|
7
|
|
D. Ciri-ciri PTS .............................................................................
|
7
|
|
E. Etika
dalam Melaksanakan PTS .............................................
|
8
|
|
F. Perbedaan
PTS oleh Pengawas
sekolah/madrasah, PTS oleh
Kepala sekolah/ madrasah, dan PTK oleh Guru ............
|
8
|
|
G. Perbedaan PTS dengan Bukan PTS .......................................
|
11
|
|
H. Langkah-langkah
PTS .............................................................
|
12
|
|
I. Latihan/Tugas: .........................................................................
|
19
|
|
J. Ringkasan ...............................................................................
|
19
|
KEGIATAN BELAJAR 2 : PENYUSUNAN
PROPOSAL DAN LAPORAN PTS
.......................................................................................
|
22
|
|
|
A. Pendahuluan ...........................................................................
|
23
|
|
B. Latihan/Tugas: .........................................................................
|
24
|
|
C. Pengantar ................................................................................
|
24
|
|
D. Cara Membuat
Proposal PTS .................................................
|
25
|
|
E. Latihan/Tugas: .........................................................................
|
33
|
|
F. Sistematika laporan PTS .........................................................
|
34
|
|
G. Refleksi
....................................................................................
|
37
|
KEGIATAN
BELAJAR 3 : EVALUASI
LAPORAN PTS .........................
|
39
|
|
|
A. Persyaratan
Laporan hasil PTS sebagai Karya Tulis lmiah (KTI) .......................................................................................
|
39
|
|
B. Alasan-alasan
Penolakan KTI. ................................................
|
42
|
|
C. Benarkah,
hanya laporan PTS yang dapat dinilai
sebagai KTI?
.........................................................................................
|
44
|
|
D. Refleksi
....................................................................................
|
44
|
|
E. Rencana Aksi
..........................................................................
|
46
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
|
Salah satu indikator
kompetensi profesional adalah kompetensi pengembangan profesi. Satu di antara
pengembangan profesi adalah kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kepala sekolah/madrasah yang perlu penguatan kemampuannya dalam
bidang penelitian dan pengembangan. Sebagian dari mereka masih ada yang belum
memahami bagaimana membuat proposal, melaksanakan, dan melaporkan hasil Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS) dengan baik. Sebagian dari mereka ada yang sudah memahami tetapi belum melakukannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah melaksanakan
sosialisasi dan bimbingan teknik PTS.
Sosialisasi dan bimbingan teknik PTS selama
ini ternyata masih belum memadai untuk
menjangkau seluruh kepala sekolah/madrasah dalam waktu yang
relatif singkat. Intensitas dan
kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini karena terbatasnya
waktu.
Berdasarkan
kenyataan tersebut, maka upaya penguatan kompetensi kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui
berbagai strategi. Salah satu strategi untuk menguatkan kemampuan kepala
sekolah/madrasah adalah melaksanakan pelatihan.
Penguatan ini dimaksudkan dapat memberikan pemahaman, dan motivasi para kepala
sekolah/madrasah untuk menyelesaikan permasalahan di sekolahnya
melalui metode ilmiah yang antara lain berupa PTS. Bila penyelesaian masalah di
sekolah dibiasakan melalui PTS, maka kompetensi PTS kepala sekolah/madrasah akan
meningkat dan berimplikasi pada peningkatan kreativitas, inovasi, pemecahan
masalah, berpikir kritis, dan kewirausahaan. Bahkan dampak
lainnya pun akan meningkatan angka kredit kepala sekolah/madrasah dalam proses kenaikan pangkat dan atau
sertifikasi yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan.
Peserta
pelatihan diharapkan mampu:
1. Memahami konsep PTS;
2. Menyusun proposal
PTS;
3. Menyusun laporan
PTS;
4. Mengevaluasi PTS;
5. Membimbing guru
dalam membuat PTK sebagai kegiatan pengembangan profesi guru.
C.
Deskripsi Materi Pelatihan
Materi pelatihan terdiri atas lima bagian yaitu:
1. Dimensi kompetensi manajerial dengan materi Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS);
2. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan
dengan materi Kewirausahaan;
3. Dimensi kompetensi supervisi dengan materi Supervisi Akademik dan Kepemimpinan Pembelajaran;
4. PTS.
Materi pelatihan pada bagian ini
dibatasi pada PTS yang meliputi
kegiatan belajar:
1.
Konsep
PTS;
2.
Penyusunan
Proposal PTS;
3.
Penyusunan
Laporan PTS;
4.
Evaluasi
Laporan PTS.
D. Langkah-langkah
Mempelajari Materi Pelatihan
Bahan belajar ini dirancang untuk dipelajari
oleh kepala sekolah/madrasah dalam pelatihan. Oleh karena itu
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok. Secara umum aktivitas individual meliputi:
(1) membaca materi, (2) melakukan latihan/tugas, memecahkan kasus pada setiap
kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi,
dan melakukan tindak lanjut. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1)
mendiskusikan materi, (2) bertukar pengalaman dalam melakukan
latihan/memecahkan kasus, (3) melakukan seminar/diskusi hasil latihan/tugas
yang dilakukan, dan (4) bersama-sama melakukan refleksi, membuat action plan, dan tindak lanjut. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan
seperti berikut.
Gambar 1 Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan
Dari
gambar di atas tampak bahwa aktivitas kelompok selalu didahului oleh aktivitas
individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal yang utama.
Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi, memberikan
pengayaan, dan penguatan terhadap kegiatan belajar yang
telah dilakukan individu masing-masing.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan peserta pelatihan baik secara individu maupun bersama-sama dapat meningkatkan kompetensinya, yang pada gilirannya
diharapkan berdampak pada peningkatan kompetensi guru yang
dibinanya dan akhirnya mampu menghasilkan siswa yang
kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan.
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Selamat
membaca dan mempelajari kegiatan belajar 1 tentang PTS. Setelah mempelajari
kegiatan belajar 1, Bapak/Ibu diharapkan dapat membuat proposal, melaksanakan,
dan membuat laporan hasil PTS dengan baik, yang pada akhirnya dapat
menggerakkan guru dan siswa untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah,
berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha untuk melaksanakan PTS jika
ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta
mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan
belajar 1, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ
ada jalan? Pemecahan masalah secara intuisi dan sistematis yang sudah Bapak/Ibu
praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh
bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
wirausaha. Selamat belajar!
Dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dan pengelolaan
sekolah/madrasah, kepala sekolah dapat melakukan PTS sekaligus sebagai sarana
pengembangan profesinya (Permendiknas
No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru), PTS
merupakan penelitian yang berawal dari permasalahan sekolah, diselesaikan
melalui tindakan spesifik dari gagasan peneliti untuk mengatasi permasalahan
sekolah. Dengan demikian, yang
pertama harus ada dalam setiap penelitian termasuk PTS bukanlah diawali dengan membuat
judul tetapi diawali dengan menemukan adanya masalah.
Masalah-masalah
yang akan dirumuskan adalah masalah-masalah aktual dan sangat penting dan mendesak untuk segera
dipecahkan. Jika masalah-masalah itu tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan berdampak
negatif terhadap sekolah. Oleh karena
itu, diperlukan tindakan spesifik yang diyakini benar-benar dapat mengatasi
masalah-masalah tersebut.
Saat ini,
penelitian paling banyak dilakukan oleh guru, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah adalah penelitian tindakan. Penelitian
tindakan yang dilakukan guru disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah disebut PTS. PTK bertujuan memecahkan masalah-masalah
pembelajaran di kelas, sedangkan PTS
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di sekolah. .
PTS
adalah tindakan ilmiah yang dilakukan kepala sekolah/madrasah untuk
memecahkan masalah di sekolah/madrasah yang dibinanya
(Mills, 2003; Stringer, 2004;
Glickman etr al., 2007; Hopkins,2008). Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri
utama PTS adalah melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki keadaan sekolah yang
berfokus pada peningkatkan mutu
pembelajaran oleh guru yang mampu menghasilkan siswa yang kreatif, inovatif, mampu
memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan.
Tujuan PTS adalah untuk:
1.
Memperbaiki kondisi saat ini yang terjadi di sekolah (ini yang paling
utama),
2.
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, hasil pendidikan, manajemen dan
pembelajaran termasuk mutu guru khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran
yang mampu menciptakan siswa yang kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir
kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
3.
Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah/madrasah;
4.
Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sehingga tercipta sikap
kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir kritis, dan kewirausahaan di dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan.
5.
Membimbing guru dalam membuat proposal,
melaksanakan, dan melaporkan hasil PTS.
Ciri utama PTS adalah sebagai berikut.
- Adanya tindakan nyata untuk mengatasi masalah (ini ciri yang paling utama).
2.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi kepala sekolah/madrasah.
3.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4.
Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
5.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan praktik manajemen sekolah yang
berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran.
6. Dilaksanakan minimal dua siklus. Setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi (Basuki Wibawa,2004).
Ketika melaksanakn PTS perlu memperhatikan
etika antara lain sebagai berikut.
1.
Bersikap jujur misalnya tidak plagiat, tidak fiktif, dan tidak merubah
data, menuliskan sumber referensi yang dikutip.
2.
Tidak boleh mengganggu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah/madrasah.
3.
Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru dan kegiatan
pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah.
4.
Jangan terlalu banyak menyita waktu dalam pengambilan data, dan lain-lain.
5.
Meminta ijin kapada orang-orang yang diteliti.
6.
Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti.
F.
Perbedaan PTS oleh Pengawas sekolah/madrasah, PTS oleh Kepala sekolah/ madrasah, dan PTK oleh Guru
Beda penelitian tindakan untuk pengawas
sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah
madrasah, dan guru adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tindakan untuk Pengawas Sekolah/madrasah, Kepala Sekolah/madrasah, dan Guru
Peneliti
|
Penelitian
Tindakan
|
Subjek Penelitian
|
Objek Penelitian
atau Ruang Lingkup PTS untuk Penguatan
|
Pengawas sekolah/ madrasah
|
Sekolah/ madrasah
|
Kepala sekolah/ madrasah
|
· Kompetensi kepala sekolah/madrasah termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi
kepala sekolah/ madrasah.
·
Peranan kepala sekolah/ madrasah
|
Guru
|
·
Kompetensi guru termasuk kreativitas,
inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
·
Tugas pokok dan fungsi guru.
·
Peranan guru.
|
||
Tenaga kependidikan
·
|
·
Kompetensi tenaga kependidikan. kepala sekolah/ madrasah termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan
masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·
Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.
·
Peranan tenaga kependidikan.
|
||
Kepala sekolah/
madrasah
|
Sekolah
|
Guru
|
· Kompetensi guru termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah,
berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi guru.
· Peranan guru.
|
Tenaga kependidikan
|
· Kompetensi tenaga kependidikan termasuk kreativitas,
inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi
tenaga kependidikan.
·
Peranan tenaga kependidikan.
|
||
Siswa
·
|
Kompetensi siswa termasuk kreativitas, inovasi,
pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
|
||
Guru
|
Kelas
|
Siswa
|
Kompetensi siswa termasuk kreativitas, inovasi,
pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
|
Perbedaan antara PTS dengan bukan PTS.
Tabel 2. Perbedaan PTS dengan Bukan PTS
Aspek
|
PTS
|
Bukan
PTS
|
Dilaksanakan oleh
|
Praktisi yaitu kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah .
|
Teoretisi yaitu ilmuan di luar sekolah.
|
Tujuan penelitian
|
Tidak untuk menguji teori tetapi
untuk memecahkan masalah, meningkatkan mutu praktik. Tidak ada hipotesis.
Tidak untuk solusi yang berlaku
umum (generalisasi).
|
Menguji teori melalui hipotesis /dan atau mengembangkan pengetahuan
baru.
Untuk mendapatkan generalisasi.
|
Tipe pengumpulan data
|
Kualitatif/dan atau kuantitatif
|
Kualitatif/dan atau kuantitatif.
|
Maksud pengumpulan dan analisis data
|
Menemukan masalah praktis, mengarahkan rencana tindakan, hasil-hasil
evaluasi.
|
Mendapatkan pemahaman terhadap gejala, dan menguji hipotesis.
|
Standar mutu penelitian
|
Hasil penelitian menyebabkan adanya perubahan
|
Reviu metode dan hasil oleh
teman sejawat
|
Pemakai utama |
Warga sekolah/madrasah
|
Peneliti lainnya, profesional, pemerintah, dan swasta.
|
(Glickman, 2008)
Langkah-langkah PTS
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti gambar
berikut
Gambar 1.
Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
Keterangan Gambar:
Satu
siklus meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
Perencanaan
Perencanaan adalah
langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Agar
perencanaan mudah dipahami oleh objek yang melakukan tindakan, maka peneliti
membuat panduan tindakan yang
menggambarkan:
(a) apa yang harus dilakukan objek, yang melakukan tindakan kepala
sekolah/madrasah /madrasah;
(b) kapan dan berapa lama dilakukan;
(c) di mana dilakukan;
(d) fasilitas yang diperlukan; dan
(e) jika tindakan sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
Pelaksanaan (Tindakan)
Pelaksanaan
adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus diperhatikan kepala
sekolah/madrasah adalah:
(a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan
perencanaan?.
(b) bagaimana kelancaran proses tindakan
yang dilakukan objek yang melakukan tindakan?,
(c) bagaimanakah situasi proses tindakan?,
(d) apakah objek yang melakukan tindakan mampu melaksanakan
tindakan dengan penuh semangat?, dan
(e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu?
(f)
PTS
merupakan penelitian yang mengikutsertaan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan
(g)
Kegiatan
refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan berdasarkan
pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna
melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
(h)
Tindakan
perbaikan terhadap situasi dan kondisi
pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat
dilakukan dalam praktik pembelajaran)
Pengamatan
Pengamatan
adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah
unsur-unsur dari proses tindakan dalam pelaksanaan di atas. Antara pelaksanaan
dengan pengamatan bukan urutan karena waktu terjadinya bersamaan. Pengamatan
harus menggunakan format pengamatan. Akan lebih baik jika pengamatan dilengkapi
video untuk merekam peristiwa ketika guru sedang mengajar misalnya, kemudian
dibahas bersama ketika refleksi.
Siapakah
yang dapat melakukan pengamatan? Pengamatan dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
(a) Pengamatan dapat dilakukan oleh orang lain, yaitu
pengamat yang diminta oleh peneliti untuk mengamati proses pelaksanaan
tindakan, bertugas mengamati apa saja yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
(b) Pengamatan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu
apa yang sedang ia lakukan, sekaligus mengamati apa yang dilakukan oleh objek
yang diteliti dan bagaimana proses berlangsung.
Alternatif
a lebih baik daripada b karena hasil pengamatan lebih asli dan objektif.
Kesulitannya adalah peneliti harus mencari teman yang cermat dan dapat
mengamati pelaksanaan; kesepakatan menentukan waktu yang sama.
Tahapan
pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS
dilakukan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama.
Salah satu atau lebih
kegiatan dari pengelolaan sekolah/madrasah
yang dilakukan Kepala SD/MI menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Pada
tahapan ini, si peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Data
yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan sekolah/madrasah. Instrumen yang
umum dipakai adalah lembar observasi, dan cacatan lapangan yang dpakai untuk memperoleh data
secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya
aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau
pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan
untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu
usulan PTS akan dikumpulkan data sebagai
berikut : (1) data jumlah guru, (2) data
kualifikasi guru, (3) data daftar hadir guru, data kinerja guru, sebagainya. Lembar
observasi guna memperoleh data kedisipinan guru dan lapangan.
Data
yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan
ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh
dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah
terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam
penerikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statitika dapat
digunakan.
Refleksi
Tahapan
ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
berdasakan data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Refleksi dalam PTS
mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas
tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan :
perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan
dapat teratasi (Hopkins, 1993).
Refleksi adalah merenungkan hasil pengamatan. Kepala
sekolah/madrasah /madrasah harus melibatkan objek yang melakukan
tindakan. Mereka diminta untuk mengingat kembali peristiwa yang terjadi ketika
PTS berlangsung, serta mengemukakan perasaannya senang atau tidak mengemukakan
pendapat dan usul-usul untuk perbaikan siklus berikutnya. Dalam penilaian
laporan PTS. Uraian refleksi ini sangat
diperhatikan oleh pembaca, penilai, atau penguji, dicermati bagaimana peneliti
melakukannya, dan bagaimana tindak lanjut dari refleksi tersebut. Hal yang
sangat diperhatikan pembaca, penilai, atau penguji adalah apakah hasil refleksi
ini digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan pada siklus
berikutnya atau tidak karena sangat penting untuk dijadikan masukan perbaikan
perencanaan siklus berikutnya.
Kegiatan
pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya
bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau
menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja
ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan
dalam siklus pertama. Dengan menyusun
rancangan untuk siklus kedua, maka kepala sekolah/madrasah /madrasah dapat melanjutkan dengan tahap
kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama.
Jika
sudah selesai dengan siklus kedua dan kepala sekolah/madrasah /madrasah belum merasa puas, dapat
melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus
terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan.
Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran,
sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
Tunjukkan siklus-siklus
kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai
dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan
lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di
sekolah. Untuk dapat membantu menyusun
bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok rencana
kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana
contoh berikut ini.
Tabel 3. Pokok-pokok Rencana Kegiatan
Siklus I
|
Perencanaan :
Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah
|
Masalah:
Sebagian guru (40%) masih rendah inovasi mengajarnya.
· Mengembangkan skenario peningkatan inovasi
mengajar guru.
Alternatif
tindakan:
1. Menerapkan pemberian cara berinovasi
2. Menerapkan pengakuaan/penghargaan.
3. Menerapkan sanksi.
|
Tindakan
|
·
Menerapkan tindakan mengacu pada skenario menginovasi guru
dalam mengajar.
|
|
Pengamatan
|
·
Melakukan
observasi dengan memakai format
observasi
·
Menilai hasil tindakan
dengan menggunakan format ciri-ciri inovator.
|
|
Refleksi
|
·
Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan yang meliputi evaluasi mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
·
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario, dll.
·
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
·
Evaluasi tindakan I
|
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
·
Indentifikasi
masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
·
Pengembangan
program tindakan II
|
Tindakan
|
·
Pelaksanaan
program tindakan II
|
|
Pengamatan
|
·
Pengumpulan data tindakan II
|
|
Refleksi
|
·
Evaluasi Tindakan II
|
|
·
Siklus- siklus
berikutnya
|
||
·
Kesimpulan,
Saran, Rekomendasi
|
Bagaimana
hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan
pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTS tercapai
atau belum. Untuk itu sangat penting
untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTS yang
dirancangkan.
Berikut
disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan PTS,
sebagai berikut.
Tabel
4. Contoh Indikator Keberhasilan PTS
No.
|
Indikator
keberhasilan PTS
|
Rincian (sub indikator) keberhasilan:
Guru yang inovatif meningkat dari 60 orang menjadi
80 orang.
|
|
1
|
Semakin PAIKEM-nya suasana
pembelajaran
|
Terciptanya suasana PAKEM.
|
|
Siswa tidak ada yang mengantuk.
|
|||
Belajar melalui media pembelajaran lain (internet, perpustakaan, dll)
dalam penyelesaikan tugas yang
diberikan
|
|||
3
|
Semakin inovatifnya
kegiatan PBM yang dilakukan siswa
|
Belajar
dalam kelompok
|
|
Mengembangkan
data dan bahan secara inovatif
|
|||
Mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain
|
|||
Mengkontruksi, berkontribusi dan melakukan sintesis informasi
|
|||
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
|
|||
Bekerja
secara inovatif
|
|||
4
|
Meningkatnya kemampuan melakukan penilaian terhadap diri sendiri
|
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian
tugas yang telah ditetapkan
|
|
Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang
telah dikerjakan
|
|||
Meningkatnya
kehadiran guru dan siswa
|
|||
Dari
rincian subindikator di atas, dirancang format-format yang akan dipakai dalam
pengumpulan data. Apabila dicermati sebagian terbesar dari data yang akan
dikumpulan dari contoh di atas adalah data kuantitatif. Menggunakan data
terkumpul tersebut dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Individu
Buatlah rangkuman materi
kegiatan belajar 1 di atas.
Kelompok
Bentuk kelompok dengan anggota 5
sampai 10 orang. Diskusikan bagaimana rencana langkah-langkah PTS untuk
meningkatkan penguatan kemampuan: (1)
kreativitas, (2) inovatif, (3) pemecahan masalah, (4) berpikir kritis,
dan (5) bernaluri kewirausahaan kepala sekolah melalui PTS? Hasilnya disajikan
masing-masing kelompok dan beri komentar konstruktif oleh kelompok lainnya dan
fasilitator.
PTS adalah tindakan ilmiah yang dilakukan kepala
sekolah/madrasah untuk memecahkan
masalah pengelolaan sekolah. Ciri PTS yang paling utama adalah melakukan
tindakan. Langkah-langkah PTS meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
K. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang
Bapak/Ibu sudah pelajari.
Nama:
_____________________ Tanggal:
_______________
·
Apa
saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
·
Bagaimana
pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa
saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini
tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi
apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana
kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat
apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa
persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya
lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah
pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk
mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENYUSUNAN
PROPOSAL DAN LAPORAN PTS
Selamat
membaca dan mempelajari kegiatan belajar 2 tentang pembuatan proposal dan
laporan PTS. Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, Bapak/Ibu diharapkan dapat
membuat proposal, melaksanakan, dan membuat laporan hasil PTS dengan baik, yang
pada akhirnya dapat membimbing dan menggerakkan guru dan siswa untuk berkreasi,
berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha untuk melaksanakan PTS jika
ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta
mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan
belajar 2, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ
ada jalan? Penyusunan proposal, pelaksanaan, dan pembuatan hasil laporan PTS yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses,
akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
wirausaha. Selamat belajar!
Penilaian Awal diri sendiri: Berilah tanda (V) pada
pertanyaan di bawah ini.
Tabel 5.
Penilaian Awal
|
|
|
|
|
|
|
|
Saya belum pernah melihat proposal PTS apalagi membuatnya.
|
Saya
sudah pernah melihat proposal PTS tetapi belum tahu membuatnya
|
Saya
pernah membu-at propasl PTS
|
Saya
mampu menga-jar orang lain membu-at proposal PTS.
|
Saya belum
pernah melihat Laporan PTS apalagi membuatnya.
|
Saya
sudah pernah melihat laporan PTS
tetapi belum tahu membuatnya.
|
Saya
pernah membuat lapoan PTS
|
Saya
mampu mengajar orang lain membuat laporan PTS.
|
Hasil
Jika Anda mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan mampu:
a. Membuat proposal PTS;
b. Membuat laporan PTS;
c. Mengajari guru cara membuat proposal PTS;
d. Mengajari guru cara membuat laporan PTS.
Mari kita mulai!
Tindakan
Perhatikan bagian-bagian dari sistematika setiap proposal PTS berikut ini.
Judul
Kajian Teoretis
Perumusan Masalah
Latar Belakang
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Metode Penelitian
Identifikasi Masalah
Daftar Pustaka
Pembatasan Masalah
Pemecahan Masalah
Individu
Urutkan bagian-bagian di atas sehingga
menghasilkan sistematika
proposal PTS. Buatlah rangkuman materi
kegiatan belajar 2 di atas!
Kelompok
Bentuk
kelompok sekitar 5 atau 10 orang.
Diskusikan
sistematika yang telah Anda buat di kelompok masing-masing.
Hasil diskusi disajikan. Kelompok lain dan
fasilitator memberi komentar yang
konstruktif.
Langkah awal sebelum melakukan PTS adalah membuat
proposal. Proposal merupakan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
melaksanakan PTK. Bila proposal ini salah, maka pelaksanaan PTS pun akan
salah pula. Oleh sebab itu, proposal harus dibuat dengan benar dahulu jika
ingin melaksanakan PTS dengan benar pula. Jika PTS itu melalui bimbingan,
pembimbing tidak akan mengizinkan peneliti mengambil data di lapangan sebelum
proposal itu disetujuinya. Jika PTS itu didanai sponsor, maka proposal itu
belum akan mendapatkan dananya selama proposalnya belum benar.
Sistematika
PTS pada umumnya adalah sebagai
berikut.
JUDUL
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Pemecahan Masalah
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
H. Acuan Teori
I.
Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Sistematika
proposal bermacam-macam. Sistematika yang digunakan tergantung sponsor atau
penyandang dana.
Penjelasan
Judul
Judul PTS minimal berisi informasi
tentang:
1) apa yang akan ditingkatkan?,
2) menggunakan tindakan apa?, dan
3) siapa yang akan ditingkatkan?
Berikut disajikan berbagai contoh judul PTS, yang
kesemuanya menuliskan tiga hal yang penting di atas. Di
samping itu, judul harus tepat dengan tugas pokok dan fungsi kepala
sekolah/madrasah, singkat, dan jelas (tidak membingungkan).
Sebelum
membuat judul, perlu diperhatikan:
1. Apa yang mau ditingkatkan?
2. Bagaimana tindakan yang akan dilakukan?
3. Siapa yang akan ditingkatkan?
Contoh
judul PTS:
Upaya-upaya Meningkatkan Kreativitas
Kepala Sekolah melalui Brainstorming
di Kelompok Kerja Kepala Sekolah bagi Kepala
Sekolah SD di Kota Yogyakarta.
Upaya-upaya Meningkatkan Inovasi
Kurikulum melalui Diklat Inovasi bagi Guru SMP di Samarinda.
Apakah pada judul harus ada
tempat penelitiannya? Hal ini tergantung
sponsor atau penyandang dana.
Penjelasan latar belakang
masalah
Dalam
latar belakang masalah, peneliti menceritakan hal-hal yang melatarbelakangi
mengapa peneliti memilih judul tersebut. Peneliti dalam latar belakang masalah
ini seolah-olah sebagai orang mata-mata yang sedang mengamati sekolah tempat terjadinya
perkara. Untuk memunculkan alasan-alasan memilih judul tersebut, peneliti dapat
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang
perkepalasekolahan, tetapi belum efektif pelaksanaannya. Latar belakang masalah
dapat pula mengacu pada krisis pengelolaan sekolah. Dalam latar belakang
ditampakkan secara tersurat atau tersirat masalah-masalah yang nantinya menjadi
identifikasi masalah secara berurutan. Akhirnya, latar belakang ditutup dengan
kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti
dan dampaknya jika penelitian itu ditunda-tunda.
Contoh isi inti latar belakang masalah
Perencanaan program sekolah belum lengkap. Hal ini ditunjukkan oleh dari
empat hal yang harus direncanakan baru tiga hal yang dsudah direncanakan. Pelaksanaan
program sekolah juga belum baik yang tampak dari belum dilaksanakan pengelolaan
keuangan dengan baik. Dari 10 pelaksanaan program sekolah baru tujuh yang
berjalan cukup baik. Demikian pula halnya dengan kepemimpinan kepala sekolah. Dari
8 tugas pokok yang harus dilakukan melalui kepemimpinan sekolah hanya berjalan
separuhnya. Akibatnya, 22 dari 88 guru masih rendah kreasi dan inovasi dalam mengajarmya.
Ada lima hal yang harus dievaluasi ternyata sekolah belum terakreditasi.
Sekolah juga belum memiliki sistem informasi yang dapat diandalkan. Sekolah
belum mampu menggunakan sistem informasi manajemen sekolah dengan baik sehingga
banyak data yang sulit ditemukan kembali. Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian tindakan sekolah perlu dilaksanakan agar pemecahan masalah tersebut
dapat diatasi. Jika masalah ini tidak segera diatasi dikhawatirkan sekolah akan
kehilangan peminatnya.
Refleksi
Renungkan
gejala-gejala pengelolaan sekolah yang sedang terjadi di sekolah Anda. Kemudain
buatlah latar belakang dengan menggunakan gejala-gejala tersebut.
Latihan/Tugas
Diskusikan
latar belakang yang Anda buat untuk penguatan kepala kemampuan sekolah agar
bersikap kreativitas, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.
Penjelasan Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah berdasarkan masalah-masalah yang muncul di latar belakang masalah baik
secara tersurat maupun tersirat. Urutannya pun sama seperti yang muncul di
latar belakang masalah.
Contoh:
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1.
Masih satu rencana program yang sekolah belum dibuat dengan baik (program
sekolah).
2.
Ada tiga pelaksanaan program sekolah yang belum dibuat sekolah.
3.
Empat tugas kepemimpinan kepala sekolah belum berjalan.
4.
22 orang guru masih rendah inovas mengajarnya.
5.
Satu dari empat evaluasi sekolah belum terpenuhi.
6. Sekolah belum memiliki sistem informasi
yang dapat diandalkan.
Penjelasan pembatasan
masalah
Pembatasan masalah adalah masalah-masalah
yang dipilih untuk diteliti. Tidak semua masalah dapat diselesaikan sekaligus dengan
satu kali penelitian.
Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang
dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang
layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak
faktor.
a. Kemanfaatan
hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan
sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan
masalah-masalah praPTSs.
b. Kriteria
pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu:(a) mempunyaikhasanah keilmuan yang
dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan
mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
c. Persyaratan
dari segi si peneliti,yang pada prinsipnya sejauh mana kemampuan si peneliti
untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor,
yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan
penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.
Contoh:
Dari
enam masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi pada rendahnya
inovasi mengajar guru.
Penjelasan perumusan masalah
Perumusan
masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa
saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah
merupakan pertanyaan atau pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah
rumusan masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik bukan saja membantu
memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus mengarahkan cara berpikir kita. Menemukan
masalah adalah langkah awal setiap penelitian. Masalah yang baik adalah: (1) di
bawah kewenangan kepala sekolah/madrasah
/madrasah untuk memecahkannya, (2) bermanfaat bagi kemajuan sekolah, (3)
praktis (mudah dan murah untuk dilaksanakan), dan (4) legalistis (ada dasar
hukumnya). Tujuan utama PTS adalah untuk melakukan tindakan untuk memecahkan
masalah. Oleh karena itu, perumusan masalah berkaitan dengan tujuan tersebut.
Contoh
Bagaimana meningkatkan inovasi mengajar guru?
Penjelasan
pemecahan masalah
Tuliskan tindakan yang akan
dilakukan kepala sekolah/madrasah.
Contoh: bimbingan teknik, diklat, workshop.
Penjelasan
tujuan penelitian
Tujuan
Penelitian : Penulisan tujuan PTS
umumnya dimulai dengan kalimat
“PTS ini bertujuan untuk
................. (tindakan tertentu, tuliskan dengan jelas nama tindakan
tersebut), guna meningkatkan ....(tuliskan dengan rinci apa yang akan ditingkatkan),
bagi guru di ..... (tuliskan subjek PTSnya)
Sedangkan penulisan manfaat PTS umumnya dimulai dengan
kalimat
“PTS ini diharapkan
dapat memberikan manfaat berupa ....... (tuliskan manfaat PTS bagi
guru....manfaatnya bagi siswa, dan lain-lain)
Contoh Judul,
“Upaya-upaya
Meningkatkan Inovasi Mengajar Guru melalui Diklat Inovasi bagi Guru SMPN 88 Yogyakarta”
Perumusan
masalahnya, “Apakah dengan diklat inovasi akan meningkatkan inovasi mengajar guru di SMPN
88 Yogyakarta?”
Contoh
tujuan PTS
PTS ini bertujuan untuk
meningkatkan inovasi mengajar guru melalui
diklat Inovasi bagi guru di SMPN 88 Yogyakarta.
Contoh
manfaat PTS
PTS ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dalam meningkatkan inovasi mengajarnya. PTS ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
siswa dalam menerima pembelajaran yang inovatif.
Penjelasan kajian teoretis
Berisi konsep, prinsip, yang
terkait dengan masalah/ yang diteliti sebagai dasar dalam pemecahan masalah. Acuan
teori menguraikan kajian teori dan pustaka
yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan
PTS. Pada acuan teori, tuliskan berbagai
teori (berdasar pada kajian kepustakaan) yang mendasari usulan rancangan
PTK ini. Kemukakan juga teori, temuan
dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan
tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Untuk masalah PTS tentang
masih rendahnya inovasi untuk memecahkan masalahnya pilih buku-buku dan hasil
peneltian terdahulu yang relevan tentang inovasi. Kemudian simpulkan definisinya
menurut Anda. Analisis perbedaan dan persamaan masing-masing pendapat.Analisis
kelebihan dan kelemahan masing-masing pendapat. Putuskan Anda berpihak kepada
pendapat siapa dan uraikan alasannya.
Contoh
Untuk mengatasi masalah rendahnya
inovasi mengajar guru antara lain dapat mengutip teori inovasi dari Tomlinson
(2005).
Penjelasan
metode penelitian
Metode penelitian
menjelaskan tentang apa yang akan ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan,
dan siapa yang akan ditingkatkan (subjek), objek, metode penelitian yang
digunakan yaitu PTS, validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan
data, analisis data yang digunakan, dan langkah-langkah PTS.
Contoh.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan inovasi mengajar
guru, Caranya dengan melaksanakan diklat motivasi berprestasi bagi guru SMPN 88
Yogyakarta. Metode yang digunakan dengan langkah-langkah sebagai bedrikut
(lihat Gambar 1 di atas). Jadwal penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel
6. Jadwal PTS
NNo.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
11.
|
Membuat proposal
|
1 sampai 31 Januari 2010
|
22.
|
Menyeminarkan
Proposal
|
1 sampai 7 Februari 2010
|
33.
|
Merevisi proposal
|
8 sampai 15 Februari2010
|
44.
|
Melaksanakan PTS
|
16 Februari sampai 16 Mei 2010
|
55.
|
Membuat draft
laporan PTS
|
17 Mei sampai 31 Mei2010
|
66.
|
Menyeminarkan
hasil PTS
|
1 sampai 7 Juni 2010
|
77.
|
Membuat laporan
final PTS
|
8 sampai 15 Juni 2010
|
Cara
menuliskan daftar pustaka
Banyak
model pembuatan daftar pustaka tergantung siapa sponsornya. Misalnya model American Psychology Association (APA).
Cara membuat daftar pustaka mengacu pada model Pusat Pengembangan Bahasa
Indonesia yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008). Kriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh
sumber bacaan yang akan digunakan dalam acuan teori; (1) adanya keterkaitan
antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, dan (2)
kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa
harus ditinggalkan.
Nama pengarang. Tahun penerbitan.
Judul buku dicetak miring. Kota penerbit: Penerbit. Buku, artikel, dan sumber
lain yang boleh dituliskan dalam daftar pustaka adalah acuan yang dikuti saja.
Buku, artikel, dan sumber lain yang tidak dikutif tidak boleh dituliskan dalam
daftar pustaka. Hal yang sering tejadi adalah peneliti menuliskan sumber acuan
yang tidak dikutip atau sebaliknya, acuan dikutip tetapi tidak ada di dalam
daftar pustaka. Setiap acuan diketik satu spasi. Spasi acuan satu dengan
lainnya berjarak 2 spasi.
Contoh
Husaini Usman & Purnomo
Setyadi Akbar. 2009. Pengantar
Metodologi
Sosial. Edisi
Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Penulisan
daftar pustaka bermacam-macam. Mana yang digunakan? Hal ini tergantung sponsor
atau penyandang dana.
Individu
1.
Buatlah rangkuman materi belajar 2 ini!
2.
Buatlah isi garis besar proposal PTK
secara individu. Pilih salah satu upaya peningkatan tentang kreativitas,
inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan bagi
Anda, guru, dan siswa.
Kelompok
Bentuk
kelompok yang terdiri 5 sampai 10 orang. Diskusikan dan buat isi garis besar proposal
PTK! Hasil diskusi disajikan dan kelompok lainnya serta fasilitator memberikan
komentar konstruktif.
Bagian
akhir dari PTS adalah membuat laporan hasil PTS. Tidak
ada ketentuan baku dalam membuat laporan PTS. Sistematika laporan bermacam-macam. Sistematika yang digunakan
tergantung sponsor atau penyandang dana. Walaupun
demikian, berikut ini diberikan alternatif membuat laporan hasil PTS.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (kalau ada dan tabel
lebih dari 5 buah)
DAFTAR GAMBAR (kalau ada dan gambar lebih dari 5 buah)
DAFTAR LAMPIRAN (kalau lebih dari 5
buah)
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Pembatasan Masalah
D.
Perumusan Masalah
E.
Pemecahan Masalah
F.
Tujuan Penelitian
G.
Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Teori
Motivasi
B.
Hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Perencanaan Tindakan
C. Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Observasi
4.
Refleksi
Siklus 2
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Observasi
4.
Refleksi
Siklus 3
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Observasi
4.
Refleksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Isi Bab 1 sampai Bab III hanya mengembangkan
yang telah ditulis pada proposal PTS. Sekarang bagaimana menulis Bab IV.
Cara Menulis Bab IV?
Bab IV terbagi atas dua subbab. A.
Hasil Penelitian dan B. Pembahasan.
Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan gambaran tentang
pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian harus relevan dengan rumusan masalah.
Akhir dari bab ini adalah pembahasan, yaitu pendapat peneliti tentang kelebihan
dan kekurangan dari tindakan serta kemungkinannya untuk pengembangannya.
Pembahasan yang baik didukung oleh teori-teori yang pernah dikutip di Bab II.
Contoh
Cara Menulis Bab V
Bab V terdiri atas A. Kesimpulan dan B. Saran-saran.
Kesimpulan merupakan kritalisasi dari hasil penelitian dan pembahasan.
Kesimpulan merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang muncul pada perumusan
masalah. Oleh karena itu, kesimpulan harus relevan dengan perumusan masalah.
Saran-saran berisikan anjuran-anjuran kepada siapa dan bagaimana
cara melakukannya. Cara melakukan saran-saran bersifat praktis (mudah
diterapkan) dan logis yaitu berdasarkan kesimpulan. Oleh sebab itu, dalam saran
dituliskan dengan tegas saran ditujukan kepada siapa dan apa saran
operasionalnya.
Isi Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi
laporan. .Lampiran utama yang harus disertakan adalah (1) rancangan pelaksanaan PTK atau PTS seperti
RPP, skenario pelaksanaan, bahan ajar, hand-out, diktat, dan lain, (2) semua instrumen yang digunakan dalam
penelitian, terutama lembar pengamatan yang digunakan selama PTS dilaksanakan.
Misalnya lembar observasi, kuisener, tes, dan lain-lain, (3) contoh-contoh asli (atau foto kopi) hasil kerja dari siswa, atau guru dalam pengisian/pengerjaan instrumen, (4)
dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan PTS, daftar
hadir, surat ijin penelitian, catatan harian, dan lain-lain. Semua lampiran diberi nomor urut dan halaman. Semua
lampiran terkait dengan hasil penelitian pada Bab IV sehingga pada Bab IV
sering tampak tulisan lihat Lampiran sekian. Misalnya hasil observasi lihat
Lampiran 5. Foto-foto demikian pula disebutkan dalam Bab IV lihat foto nomor
sekian. Jadi semua yang dilampirkan
bersifat fungsional. TIdak tiba-tiba muncul di lampiran sebagai pajangan yang
hanya mempertebal laporan tetapi tanpa ada kaitannya sama sekali dengan Bab IV
Hasil Penelitian.
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang
Bapak/Ibu sudah pelajari.
Nama:
_____________________ Tanggal:
_______________
·
Apa
saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
·
Bagaimana
pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa
saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini
tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi
apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana
kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat
apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini untuk membuat proposal PTS tentang pemecahan masalah: kreativitas,
inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan bagi
Anda, guru, dan siswa?
·
Berapa
persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya
lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah
pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk
mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI
LAPORAN PTS
Selamat
membaca dan mempelajari kegiatan belajar 3 tentang evaluasi laporan PTS. Setelah mempelajari kegiatan
belajar 3, Bapak/Ibu diharapkan dapat mengevaluasi hasil penulisan laporan PTS dengan
baik, yang pada akhirnya dapat membimbing dan menggerakkan guru tentang
bagaimana memenuhi standar evauasi tersebut. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha untuk melaksanakan evaluasi
laporan PTS jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan mengetahui bahwa ia
akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan
belajar 3, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ
ada jalan? Evaluasi PTS yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses, akan
menjadi contoh bagi guru untuk mengevaluasi sendiri hasil penulisan laporan
PTS-nya. Selamat belajar!
Laporan
hasil PTS sebagai KTI yang tidak
memenuhi syarat akan ditolak oleh tim penilai antara lain dengan alasan sebagai
berikut.
Syarat KTI yang baik
adalah APIK singkatan dari Asli, Perlu,
Ilmiah, dan Konsisten.
Asli artinya bukan plagiat, disusun dengan tidak jujur. Asli
berarti ditulis sendiri oleh penulisnya. Syarat utama untuk mendapatkan angka
kredit adalah kejujuran.
Contoh KTI yang tidak asli
Indikasi
|
Alasan
penolakan dan saran
|
|
Terdapat indikasi yang
menunjukkan ketidakjujuran penulis sehingga keasliannya diragukan.
Saran:
Buat KTI baru karya
sendiri, fokus pada tupoksi penulis dan masalah nyata di sekolah untuk
meningkatkan profesi kepala sekolah/madrasah
/madrasah. Sistematikanya ikuti ketentuan sponsor yang berlaku.
|
Perlu artinya permasalahan
yang dikaji diperlukan dan bermanfaat karena
tujuan utama pengembangan profesi untuk meningkatkan mutu kepala sekolah/madrasah /madrasah agar lebih profesional sehingga
bukan dengan permasalahan yang mengada-ada.
Contoh KTI yang tidak perlu
Indikasi
|
Alasan
penolakan dan saran
|
1. Masalah terlalu luas. Contoh judul:
Kemampuan profesional kepala sekolah/madrasah /madrasah
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Peranan Kepala sekolah/ madrasah dalam melestarikan budaya bangsa.
Teknologi informasi dalam pendidikan.
2. Masalah tidak menunjukkan peningkatan kinerja kepala sekolah/madrasah /madrasah dan kurang jelas manfaatnya.
Contoh:
Hubungan status orang tua dengan
prestasi belajar siswa.
Hubungan IPA dengan Pancasila.
|
Ganti dan sesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah/ madrasah /madrasah.
|
Contoh KTI yang Tidak Ilmiah
Indikasi
|
Alasan
penolakan dan saran
|
1. Tidak menggunakan teori relevan.
2. Tidak sistematis
3. Objektif
|
Gunakan teori yang relevan.
Gunakan sistematika
sponsor
Gunakan data apa
adanya.
|
Contoh KTI yang Tidak Konsisten
Indikasi
|
Alasan penolakan dan saran
|
Isi KTI menunjukkan:
1. Masalah yang dikaji tidak sesuai tupoksi kepala sekolah/madrasah /madrasah dalam mengembangkan profesinya.
2. Masalah yang dikaji tidak sesuai dengan bidang keahlian kepala sekolah/madrasah /madrasah.
|
Membuat KTI baru
sesuai dengan tupoksi kepala sekolah/madrasah /madrasah dalam mengembangkan profesinya.
Membuat KTI baru
sesuai dengan bidang keahlian kepala sekolah/madrasah /madrasah.
|
Tabel
. KTI dan Alasan Penolakan
No
|
Hal-hal terdapat
pada KTI
|
Alasan
penolakan dan saran
|
1.
|
Plagiat atau mengupakan kepada orang lain
|
Ketidakjujuran sebagai peneliti dan pendidik. Berlaku jujurlah. Pendidik
adalah benteng terakhir kejujuran. Guru menjadi contoh siswanya. Kepala sekolah/madrasah /madrasah menjadi contoh warga sekolah.
Cita-cita mulia untuk naik pangkat atau mendapat sertifikasi ternodai oleh
ketidakjujuran dalam menghasilkan KTI.
|
2
|
KTI dinyatakan sebagai Laporan Hasil PTS
namun
· tidak
jelas apa, bagaimana dan mengapa kegiatan tindakan yang dilakukan,
juga
tidak jelas bagaimana peran hasil evaluasi dan refleksi pada penentuan
siklus-siklus berikutnya.
|
KTI dinyatakan sebagai laporan
Penelitian Tindakan namun :
tidak jelas apa, bagaimana dan mengapa kegiatan tindakan yang
dilakukan, juga tidak jelas bagaimana
peran hasil evaluasi dan refleksi pada penentuan siklus-siklus berikutnya.
Disarankan untuk membuat KTI baru,
karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai kepala
sekolah/madrasah ..
Misalnya berupa laporan penelitian
atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku
pelajaran.
Bila KTI tersebut berupa laporan penelitian
tindakan maka sistematikanya
paling tidak memuat:
(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang
akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian /
Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka;
(Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian;
(Bab IV) Hasil penelitian berisi
tindakan tiap siklus,data lengkap tiap siklus,perubahan pada siswa, guru dan
klas, bahasan seluruh siklus ; dan (Bab V) Kesimpulan dan Saran-Saran.
Laporan PTS harus melampirkan (a)
semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar pengamatan,
b) contoh-contoh hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen (c)
dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar
hadir, dan lain-lain.
|
12
|
KTI dinyatakan
sebagai laporan PTS namun:
kepala sekolah/madrasah justru
berperan sebagai guru kelas
Tidak jelas peran kepala sekolah/madrasah dalam kegiatan PTS tersebut.
|
KTI dinyatakan sebagai
laporan PTS, namun tampak bahwa peran kepala sekolah/madrasah dalam kegiatan tersebut tidak terlalu
jelas, tampaknya kepala
sekolah/madrasah sekolah lebih berperan sebagai guru kelas.
Disarankan untuk membuat KTI baru, karya sendiri, yang berfokus pada
“laporan” kegiatan nyata yang
bersangkutan sebagai pengawas sekolah. Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan
ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.
Bila KTI tersebut berupa laporan penelitian tindakan maka harus mengikutsertakan guru kelas sebagai
praktisi dan kepala sekolah sebagai
peneliti dengan sistematika yang paling tidak memuat:
(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang
akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian /
Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka;
(Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian;
(Bab IV) Hasil penelitian berisi
tindakan tiap siklus,data lengkap tiap siklus,perubahan pada siswa, guru dan
klas, bahasan seluruh siklus ; dan (Bab V) Kesimpulan dan saran-saran.
Laporan PTS harus melampirkan (a)
semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar pengamatan,
b) contoh-contoh hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen (c)
dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar
hadir, dan lain-lain.
|
Tidak benar. PTS adalah
salah satu dari lima macam KTI. Namun,
akhir-akhir ini KTI yang paling banyak dibuat oleh kepala sekolah/madrasah /madrasah adalah KTI hasil penelitian,
terutama hasil PTS sebagai pengembangan
profesinya. Memang, KTI yang dibuat berdasar hasil PTS disarankan untuk dilakukan kepala sekolah/madrasah
dalam upaya menulis KTI karena:
(a)
KTI
tersebut merupakan laporan dari kegiatan
nyata yang dilakukan kepala sekolah/madrasah
di sekolahnya dalam upaya meningkatkan
kinerja sekolah dan guru yang menjadi tanggung jawabnya – (ini tentunya berbeda
dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif,
ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya
tidak memberikan dampak langsung pada kinerja sekolahnya), dan
(b)
dengan
melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka Kepala SD/MI telah melakukan salah satu tugasnya dalam
kegiatan pengembangan profesionalnya.
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang
Bapak/Ibu sudah pelajari.
Nama:
_____________________ Tanggal:
_______________
·
Apa
saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
·
Bagaimana
pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa
saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini
tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi
apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana
kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat
apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa
persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya
lakukan?
Buatlah proposal PTS
dengan pilihan tentang:
1. Kreativitas;
2. Inovasi;
3. Pemecahan Masalah;
4. Berpikir Kritis;
5. Bernaluri Kewirausahaan.
Dikumpulkan ke
penyelenggara pelatihan untuk dinilai. Waktunya tiga bulan setelah penutupan
pelatihan.
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari bacaan
yang dianjurkan dan materi pelatihan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Wibawa. 2004. Penelitian Tindakan Kelas (Editor: Suwondo, Imam Sutadji, dan Johan
Susanto). Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen.
Glikman, C.D., Gordon, S.P., & Gordon, J.M.R.
2007. Supervision and Instructional
Leadrship A Developmental Approach. Seventh Edition. New York: Pearson
Education, Inc.
Hopkins, D. 2008. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Fourh Edition. Kondon:
McGraw Hill.
Mills, G.E. 2003. Action Research A Guide for The Teacher Research. Second Edition.
Upper Saddle River, New Jersey: Merrill Prentice Hall.
Stringer, E. 2004. Action Research in Education. Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Merrill Prentice Hall.
Tomlinson, H. 2005. Educational Leadership Personal Grwoth for Profesional Development. London:
Sage.
Bacaan
yang Dianjurkan
Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative &
Qualitative. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson International Edition.
Husaini Usman. 2009. Pengantar Penelitian Sosial. Edisi
Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemmis and McTaggart
(1994) The Action Research Planner,
Dekain University
McNiff, J., & Whitehead, J. 2002. Action Research: Principle and Practice. Second
Edition. London: Routledge Falmer.
Suhardjono,
A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan
dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian
Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan
Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar,
Maret 2005
Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan
PTS, naskah buku.
Suharsimi,
Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah
pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT)
Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai
penataran Guru (BPG) Semarang.
Suharsimi,
Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas,
Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar