POKOK BAHASAN 1
KONSEP DAN PERSPEKTIF
MANAJEMEN KELAS
Manajemen adalah proses untuk memberdayakan sumber daya,
baik sumber daya manusia (human elemen) maupun sumber daya material (material
element).
A.
Konsep Manajemen
Manajemen menurut istilah, berasal
dari kata manus (Latin) mano (Prancis), maneggiere (Italia) berarti melatih
kuda agar kaki kuda itu melangkah dan menari yang dikehendaki oleh pelatihnya.
Terdapat tiga pokus untuk mengartikan
manajemen (Ade Rukmana, 2007) yakni:
a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau
keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
b. Manajemen sebagai proses yakni
menentukan langkah-langkah sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajeman.
c. Manajemen sebagai seni, tercermin dari
perbedaan gaya atau seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain
untuk mencapai tujuan.
Beberapa
definisi para ahli manajemen yang mencerminkan ketiga fokus di atas:
a)
Encyclopedia
of the social science (1957)
;"management may
be defined as the process by which the execution of given purpose is put into
operation and supervised"
b)
Rue
and Byars (1966;9) "management
is a process that invales directional group of people toward organizational
goals or objectives"
c) Hersey dan Blanchard (1988;144)
merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui
kepemimpinan.
d) Stoner (1992;8) manajemen merupakan
proses pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para ditetapkan.
e)
Millet
(1954) "management
in the process of directing and facilitating in the work of people organization
in formal group to achieve a desired goal”
B.
Konsep Manajemen Kelas
Beberapa pendapat para ahli tentang
manajemen kelas dihubungkan dengan kosep kelas tersebut.
1) Lois V Johnson dan Mary Bany,(1979),
Manajemen
kelas menurut konsepsi lama diartikan sebagai upaya mempertahan kan ketertiban
kelas.Menurut konsepsi modern adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang
tepat terhadap problem dan manajemen kelas. Menurut konsepsi lama, guru
bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem /organisasi kelas,
sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat dan energinya pada
tugas-tugas individual.
2) Wilford A. Weber,1986 ( Berdasarkan pendekatan manajemen kelas )
a. Pendekatan otoriter
Manajemen kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban
suasana kelas melalui penggunaan disiplin.
b. Pendekatan intimidasi
Manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban
suasana kelas melalui intimidasi.
c. Pendekatan permisif
Manajemen kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
d. Pendekatan buku masak
Manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti
petunjuk atau resep yang telah disajikan.
e. Pendekatan instruksional
Manajemen kelas yaitu
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui
pelaksanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
f.
Pendekatan pengubahan perilaku
Manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
g. Pendekatan penciptaan iklim
sosio-emosional
Manajemen kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik
dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
h. Pendekatan sistem sosial
Manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas
yang efektif.
3) Depdikbud, 1994/1995
Pengelolaan
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasasana belajar
mengajar yang efiektif clan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai kemampuan.
4) I Made Pidarta (Terjemaahan dari Louise
P Johnson)
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan pada
pengertian tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka
bertindak, berusaha, memahami dan mendiagnosa kelas, serta kemampuan untuk
bertindak efektif dan kreatif dalam memperbaiki kondisi, sehingga dapat
menciptakan situasi belajar-mengajar yang baik.
5) Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996
Manajemen
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
6) Bobbi De Porter, Quntum Teaching, 2001
Lingkungan
kelas Anda mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi.
Peningkatan seperti poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual,
sementara poster afirmasi menguatkan dialog internal siswa. Alat bantu dapat
menghapus gagasan abstrak dan mengikut sertakan pelajar kinestetik.
Tujuan MK berdasarkan acuan
dari Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas,
baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang
dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
C.
PERSPEKTIF MANAJEMEN
KELAS
·
Menurut Ernest L Boyer (1984),
tiga hal penting yang harus dikuasai oleh seorang calon guru di sekolah dasar,
yakni (1) pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sebuah kelas, (2)
pengetahuan tentang mated pelajaran, dan (3) pemahaman mengenai latar belakang
sosial peserta didik.
·
Pendapat Squires & Huitt
(1983), seorang guru yang efektif ditandai dengan penguasaan tiga area
keterampilan, yaitu (1) perencanaan, atau mempersiapkan kegiatan kelas, (2)
manajemen, dengan tugas mengawasi perilaku peserta didik, dan (3) pengajaran,
menyediakan dan membimbing kegiatan siswa untuk belajar.
·
Berdasarkan hasil penelitian
Mary Mc Caslin & Thomas L.Good (1992), bahwa manajemen kelas dapat dan
harus berpenampilan lebih dari hanya untuk kepatuhan, tetapi MK dapat dan harus
merupakan sebuah kendaraan yang mampu mendorong siswa memahami dirinya,
mengevaluasi diri dan menginternalisasi “self conttrol”
·
Thomas
L Good & Jere Brophy (1994), berdasarkan penelitian di dalam kelas, fakta menunjukkan
bahwa guru-guru yang menggunakan pendekatan manajemen sebagai suatu proses
menetapkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif cendeung lebih
berhasil dibandingkan dengan guru-guru yang lebih menekankan kepada perannya
sebagai figur yang berkuasa dan disiplin.
·
Pendapat
Nicholas Long & William More (1996), kurangnya disiplin kelas yang efektif
dan kurangnya keterampilan mengelola perilaku siswa, akan dapat menghambat
keberhasilan karir mengajar seorang guru.
POKOK BAHASAN 2
PENGELOLAAN KELAS DAN
PEMBELAJARAN
A.
KETERAMPILAN MENGELOLA
KELAS
Keterampilan mengelola kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal,
apabila terdapat gangguan dalam proses belajar, baik yang bersifat gangguan
kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan (Depdikbud; 9985; 3).
1.
Tujuan Keterampilan
Mengelola Kelas
a.
Untuk Siswa
·
Mendorong siswa mengembangkan
tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk
mengendalikan dirinya.
·
Membantu siswa agar mengerti
akan arah tingkah laku yang sesuai denga tata tertib kelas, dan melihat atau
merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
·
Menimbulkan rasa berkewajiban
melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai
aktivitas-aktivitas di kelas.
b.
Untuk Guru
·
Mengembangkan pengertian dan
keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses
belajar mengajar secara efektif.
·
Memiliki kesadaran terhadap
kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan
yang jelas kepada siswa.
·
Memberi respon secara efektif
terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil atau ringan, serta
memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan
dalam mengatasi masalah penyimpangan perilaku siswa yang berlebihan atau terus
menerus melawan di kelas.
2.
Komponen Keterampilan
Mengelola Kelas
2.1
Keterampilan Penciptaan dan
Pemeliharaan Kondisi Belajar Optimal
·
Menunjukan sikap tanggap
·
Membagi perhatian
·
Memusatkan perhatian kelompok
·
Memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas
·
Menegur
·
Memberikan penguatan
2.2
Keterampilan Pengendalian
Kondisi Belajar Optimal
·
Memodifikasi tingkah laku
·
Pengelolaan kelompok
·
Menemukan dan memecahkan
perilaku yang menimbulkan masalah
2.3
Hal-hal yang Harus Dihindari
·
Ketidak tepatan memulai dan
mengakhiri kegiatan,baik kegiatan awal maupun kegiatan akhir merupakan hal yang
krusial bagi guru.
·
Penyimpangan perilaku siswa
baik secara individu maupun kelompok kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran.
·
Bertele-tele, kata, kalimat
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru, akan menimbulkan kebosanan dan ketidak
nyamanan bagi siswa.
3.
Tanggung Jawab Guru
sebagai Pengelola Kelas
3.1
Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas
yang menarik, merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM (Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ).
Ruang kelas yang pernah dengan
pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam KBM, karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
3.2
Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa biasanya dilakukan
dalam berbagai bentuk seperti individual, berpasangan, kelompok kecil, atau
klasikal. Beberapa pertimbangan perlu diperhatikan pada saat pengelolaan siswa,
antara lain: jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan siswa, waktu
belajar, dan ketersediaan sarana/parasarana. Hal yang sangat penting lagi yakni
keberagaman karakteristik siswa.
3.3
Pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran
Tiga hal strategis yang perlu
dikuasai oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran; yaitu: (1) penyediaan
pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, (2) penyediaan umpan balik
yang bermakna, (3) penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa
melakukan unjuk perbuatan.
3.4
Pengelolaan Isi atau Materi
Pelajaran
Dalam mengelola materi pelajaran, guru
paling tidak harus menyiapkan rencana operasional KBM dalam wujud Rencana
Pelajaran (RP).
3.5
Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan sumber belajar sebaiknya
memperhatikan sumber daya yang ada di sekolah, dan melibatkan orang-orang yang
ada di dalam system sekolah tersebut.
3.6
Pengelolaan Strategi dan
Evaluasi Pembelajaran
Pengelolaan strategi pembelajaran
yang akurat dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengelolaan Evaluasi dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian PBK (Penilaian Berbasis Kelas).
B.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan mengajar dan mengelola kelas
secara teoritis dapat dibedakan secara rinci, namun dalam praktek yang
dilakukan oleh guru sehari-hari dikelas memang agak sulit memisahkannya, karena
keduanya saling berhubungan dan terpadu.
Guru di
kelas perlu memiliki kemampuan untuk membedakan masalah pengajaran dan masalah
manajemen kelas, agar dalam mengatasi kedua masalah yang berbeda ini solusinya
berbeda pula. Misalnya seorang siswa tidak senang berada di kelas karena dia merasa
tidak diterima oleh kawan-kawannya, bukan masalah pengajaran tetapi masalah
manajemen kelas, tentunya guru menanggulanginya melalui strategi manajemen
kelas, yakni melalui pendekatan perorangan ataupun kelompok.
- Proses Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas
Untuk
dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif, guru harus
mampu:
(1) Mengenali secara tepat berbagai jenis
masalah pengelolaan kelas, baik yang bersifat perorangan, maupun kelompok
(2) Memahami pendekatan mana yang cocok dan
yang tidak cocok untuk jenis masalah tertentu
(3) Memilih dan menetapkan pendekatan yang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang muncul di kelas.
- Fungsi Guru dalam Pembelajaran
·
Fungsi
Instruksional
·
Fungsi Edukasional
·
Fungsi Manajerial
.
- Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif memperhatikan langkah berikut
:
·
Menciptakan suasana proses
belajar mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas proses belajar
mengajar
·
Mengoptimalkan hasil belajar, melalui
proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna
·
Mengerjakan tugas dengan baik
·
Merumuskan tujuan pembelajaran
secara nyata
·
Melihat kembali hasil belajar
yang telah dicapai
·
Mencari jalan keluar agar dalam
proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.
POKOK BAHASAN.3
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP
MANAJEMEN KELAS
1.
FUNGSI MANAJEMEN KELAS
Terdapat empat fungsi pokok manajemen kelas, yakni
fungsi pereventif, fungsi kuratif, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan.
a.
Fungsi Preventif atau fungsi
pencegahan yaitu guru melakukan pencegahan timbulnya perilaku siswa yang
bermasalah di kelas.
Beberapa tipe kelainan perilaku siswa di kelas :
1)
Aggresion : physically or verbally attack teacher or other students.
Perilaku menyerang baik fisik maupun dengan kata-kata
kepada guru atau ke pada siswa lain di kelas.
2)
Immorality : cheating, lying,
stealing
Perilaku tidak bermoral, misalnya kebiasaan nyontek,
berbohong dan mencuri
3)
Defiance of authority:
temporary or permanent removal from the classroom. Bertentangan dengan
kekuasaan, secara menetap atau kadang-kadang keluar masuk kelas, misalnya
bolos atau sering permisi keluar kelas.
4)
Class disruptions : talking
loudly, walking about the room without permission, clowning, unacceptable
behaviors in the classroom.
Misalnya ngompol, makan sambil belajar, mengganggu
teman.
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan
perilaku pada siswa:
1)
Lingkungan kelas yang kumuh,
kotor, tidak terurus,dekat kuburan, dekat pasar, dekat terminal, dekat pabrik,
dekat pembuangan sampah, pokoknya tidak sehat untuk belajar.
2)
Penyalah gunaan obat ( drug
abuse ), misalnya putaw atau ganja.
3)
Gengster, siswa dipengaruhi
oleh sekelompok pemuda berandal.
b.
Fungsi Kuratif
Fungsi Kuratif yaitu menyembuhkan perilaku siswa yang
bermasalah. Fungsi ini dilakukan oleh guru setelah siswa melanggar aturan atau
menganggu kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga situasi dan kondisi
kelas tidak kondusif.
c.
Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi pokok manajemen, guru
memelihara kondisi belajar mengajar di kelas yang positif.
d.
Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan yaitu guru senantiasa mengembangkan kondisi
kelas yang kondusif.
James M Cooper (1990), 4 langkah mengelola kelas yang
efektif:
1)
Merumuskan kondisi kelas yang
dikehendaki
2)
Menganalisisi kondisi kelas
yang actual
3)
Memilih dan menggunakan
strategi manajerial
4)
Menilai efektivitas mamajerial
2.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN
KELAS
Ruang lingkup manajemen kelas di SD
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1.) manajemen kelas yang memfokuskan
pada hal-hal yang bersifat fisik, (2) hal-hal yang bersifat non-fisik.
Menurut buku Pedoman Pengelolaan
Kelas Depdiknas, kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam mengelola
kelas antara lain (1) mengecek kehadiran siswa, (2) mengumpuikan hasil
pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut, (3) pendistribuasian
bahan dan alat, (4) mengumpulkan insformasi dari siswa. (5) mencatat data, (6)
pemeiiharaan arsip, (7) menyampaikan materi pelajaran, dan (8) memberikan tugas
atau pekerjaan rumah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
guru.
a.
Ketika bertemu dengan siswa,
guru harus :
1)
bersikap tenang dan percaya
pada diri sendiri
2)
tidak menunjukkan rasa cemas,
muka masam, atau sikap yang tidak simpatik
b.
Guru memberikan tugas kepada
siswa dengan tertib dan lancar
c.
Mengatur tempat duduk siswa
secara tertib dan teratur
d.
Menentukan tata cara berbicara
dan tanya jawab
e.
Membuat denah ketas ( denah
tempat duduk siswa )
f.
Bertindak disiplin baik
terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.
Menata Kelas Yang Nyaman dan Menyenangkan
Adapun syarat kelas yang baik
berdasarkan pedoman Depdiknas, adalah :
-
rapi, bersih, sehat, tidak
lembab
-
cukup cahaya yang meneranginya
-
sirkulasi udara cukup
-
perabot dalam keadaan baik,
cukup jumlahnya dan ditata rapi
-
jumlah siswa tidak lebih dari
40 orang
Menata Perabot Kelas
Berdasarkan ketentuan Depdiknas minimal harus ada :
a. papan tuiis dan penghapusnya, b.meja kursi guru, c.
Almari kelas, d. Meja kursi siswa, e. Gambar Presiden, Wakil Presiden dan
Lambang Negara, f. Papan absensi, g daftar jaga, h. jadwal pelajaran, i. tempat
cuci tangan dan lap tangan, j. kalender pendidikan, k. tempat sampan, l. Sapu
dan bulu ayam, m. Gambar-gambar lain atau alat peraga, n. kapur spidol.
POKOK BAHASAN 4
PENDEKATAN-PENDEKATAN
DALAM MANAJEMEN KELAS
1.
PENDEKATAN OTORITER
Pendekatan otoriter adaah pendekatan
pengelolaan kelas yang memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu
pendekatan pengendalian perilaku siswa oleh guru secara manusiawi
Terdapat lima strategi dalam pendekatan
otoriter, yaitu:
1)
Menetapkan dan menegakan
peraturan
2)
Memberi kanperintah, pengarahan
dan pesan
3)
Menggunakan teguran ramah
4)
Menggunakan pengendalian dengan
mendekati
5)
Menggunakan pemisahan dan
pengucilan
2.
PENDEKATAN INTIMIDASI
Pendekatan yang memandang bahwa
pengelolaan kelas merupakan proses pengendalian perilaku siswa. Pendekatan
intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Peran guru adalah
memaksa siswa berperilaku sesuai perintah guru. Bentuk intimidasi, seperti
hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman dan menyalahkan.
Kelebihan pendekatan ini hanya baik
untuk menghentikan perbuatan yang sudah berat dengan segera. Kelemahan
pendekatan ini, siswa takut bertemu dengan guru, karena membayangkan akan
mendapat hukuman yang sangat berat.
3.
PENDEKATAN PERMISIF
Pendekatan
permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan
siswa. Peran guru adalah meningkatkan kebebasan siswa, sebab akan membantu
pertumbuhan secara wajar.
Kelemahan
pendekatan ini adalah kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas merupakan sistem
sosial yang memiliki pranata-pranata social
Pendekatan
ini tidak produktif diterapkan dilingkungan sekolah dan kelas. Guru disarankan
agar memberikan kesempatan kepada siswa melakukan urusannya sendiri apabila hal
itu berguna. Misalnya: siswa memperoleh kesempatan secara psikologis memikul
resiko yang aman, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, disiplin diri,
tanggung jawab sendiri.
4.
PENDEKATAN BUKU MASAK
ATAU RESEP
Pendekatan
buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi Daftar hal-hal Yang
harus dilakukan atau tidak harus dilakukan oleh seorang guru Apabila menghadapi
berbagai tipe masalah manajemen kelas.
Sebagai pendekatan buku masak atau
resep. Contoh khas pernyataannya :
-
selalulah menegur siswa secara
empat mata
-
jangan sekali-kali meninggikan
suara pada saat memperingatkan siswa - jangan pandang bulu dalam memberikan
penghargaan
-
senantiasa meyakinkan diri
lebih dahulu akan kesalahan siswa, sebelum menjatuhkan hukuman
-
tetaplah konsekuen dalam
menegakkan peraturan
Kelemahan pendekatan buku masak atau resep
-
tidak dijabarkan atas dasar
konsep yang jelas, sehingga ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru
menerapkan secara umum.
-
cenderung menumbuhkan sikap
reaktif pada diri guru
-
sering dipergunakan oleh guru
dalam kegiatan jangka pendek
-
apabila resep tertentu gagal
mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena bersifat
mutlak.
-
guru yang bekerja dengan acuan
buku masak atau resep akan merugikan diri sendiri.
5.
PENDEKATAN INTRUKSIONAL
Pendekatan intruksional adalah
pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian, bahwa pengajaran yang dirancang
dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebahagian besar masalah
manajemen kelas.
Perilaku instruksional mempunyai
potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu :
1) mencegah timbulnya masalah manajerial.
2) memecahkan masalah manajerial kelas
Para pengembang pendekatan
instrukdional menyarankan kepada guru untuk memperhatikan hal-hal berikut :
1)
Menyampaikan kurikulum dan pelajaran
yang menarik. Relevan dan sesuai secara empirik dianggap sebagai penangkal
perilaku siswa yang menyimpang
2)
Menerapkan kegiatan yang
efektif
Kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas
oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan tugasnya.
3)
Menyediakan daftar kegiatan
rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan dilakukan oleh
siswa di kelas. lnformasi kegiatan ini disampai kan oleh guru kepada siswa pada
awal pertemuan di kelas.
4)
Memberikan pengarahan yang
jelas adalah kegiatan mengkomunikasikan harapan-harapan yang diinginkan oleh
guru, misalnya melalui intruksi yang jelas, sederhana, ringkas, sistematis, tepat
sasaran.
5)
Menggunakan dorongan yang
bermakna suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan minat yang
sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan
dan keresahan.
6. PENDEKATAN PENGUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOR MODIFICATION)
Pendekatan ini didasarkan kepada prinsip-prinsip
psikologi behaviorisme. Siswa yang menyimpang menurut pengajur pendekatan ini
dikarenakan oleh salah satu dari dua alasan
berikut : (1) siswa telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, (2) siswa
tidak belajar berperilaku yang sesuai.
Pendekatan perubahan perilaku dibangun atas dasar
dua asumsi utama :
1) Empat prinsip dasar belajar yaitu
penguatan positif, penguatan negatif, hukuman, dan penghentian.
2) Pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan.
Penjelasan keempat prinsip
dasar belajar sebagai berikut :
1) Penguatan positif
Contoh : Ani mengerjakan PR
sangat rapi dan benar, kemudian ia serahkan kepada guru (perbuatan) Guru memuji
Ani, pekerjaanmu sangat rapi dan benar (penguatan positif) Untuk PR berikutnya
Ani lebih baik dan lebih rapi lagi (perbuatan berikut lebih meningkat).
2) Penguatan negatif
Contoh : Usman selalu
menyerahkan PR kepada guru daiam
keadaari beium rapi. Meski pun gurunya selalu mengomentari pekerjaannya, ia
tetap membuat PR seperti itu,Guru kali ini menerima PR
Usman tanpa komentar dan omelan (menarik hukuman) Ternyata kemudian PR Usman
menjadi lebih baik ( perilaku meningkat).
3)
Hukuman
Contoh : Imas menyerahkan pekerjaan menggambar kepada
gurunya dalam keadaan belum selesai (perbuatan siswa). Guru menegur Imas karena
gambarnya belum selesai. Guru mengatakan kepada Imas bahwa gambarmu kurang
bagus, dan harus kamu ulang dari awal (hukuman). Pekerjaan gambar Imas
berikutnya lebih baik dan tuntas
4)
Penghentian
Contoh : Iman yang PR nya selalu dipuji oleh gurunya
karena rapi dan selalu benar, pada saat menyerahkan PRnya kali ini guru sengaja
tidak memujinya dan mengomentarinya.
Strategi lain dalam pendekatan pengubahan perilaku untuk
mengelola kela :
1.
Mempergunakan model,
2.
Mempergunakan pembentukan
3.
Mempergunakan system hadiah
4.
Mempergunakan kontrak perilaku
5.
Mempergunakan jatah kelompok
6.
Penguatan alternatif yang tidak
serasi
7.
Mempergunakan penyuluhan
perilaku
8.
Mempergunakan pemantauan
sendiri
9.
Mempergunakan isyarat
7.
PENDEKATAN IKLIM SOSIO
EMOSIONAL
Pendekatan ini berakar pada psikologi penyluhan
klinikal, karena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan antar
pribadi. Tugas pokok guru adalah membangun hubungan pribadi yang positif dan
meningkatkan iklim sosio emosional yang positif.
Ginott
memiliki pendapat yang lebih menekankan kepada komunikasi yang efektif, untuk
meningkatkan hubungan baik antara guru dan siswa, disamping sikap empatik.
sikap menerima. dan memberikan sejumlah contoh bagaimana sikap itu dapat di
wujudkan oleh guru.
-
Rekomendasi
cara berkomunikasi yang efektif menurut Ginott :
a) alamatkan pernyataan kepada sistuasi
siswa, jangan menilai dirinya karena hal itu dapat merendahkan diri siswa.
b) gambarkanlah situasi, ungkapkan
perasaan tentang situasi,dan jelaskan harapan mengenai situasi
c) nyatakan perasaan yang sebenarnya yang
akan meningkatkan pengertian siswa
d) hindarkan cara memusuhi, dengan cara
mengundang kerja sama dan memberi kan kepada siswa kesempatan mengalami ketidak
tergantungan.
e) hindarkan sikap menentang atau melawan
dengan cara menghindarkan perintah dan tuntutan yang memancing respon defensif.
-
Glasser
mengemukakan delapan langkah untuk membantu siswa mengubah perilakunya :
a) secara pribadi melibatkan diri dengar
siswa, menerima siswa dan menunjukkan, kesediaan untuk membantunya.
b) menangani masalah siswa bukan
menghakiminya.
c) membantu siswa membuat penilaian atau
pendapat tentang perilakunya yang bermasalah.
d) membantu siswa merencanakan tindakan
yang lebih baik, untuk mengembangkan rasa tanggung jawab.
e) membimbing siswa mengikatkan diri
dengan rencana yang telah dibuatnya
f) yakinkan siswa bahwa guru mengetahui
kemajuan siswanya
g) tidak menerima pernyatan maaf siswa
apabila siswa gagal meneruskan keterikatannya.
h) memberikan kesempatan kepada siswa
merasakan akibat wajar dari perilakunya yang menyimpang tetapi jangan
menghukumnya.
8.
PENDEKATAN PROSES
KELOMPOK
Premis utama yang mendasari pendekatan ini adalah :
1)
Kehidupan sekolah berlangsung
dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas.
2)
Tugas pokok guru adalah
menciptakan dan membina kelompok kelas yang efek tif dan produktif.
3)
Kelompok kelas adalah suatu
sistem sosial yang mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua sistem sosial.
4)
Pengelolaan kelas oleh guru
adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya
suasana belajar yang menguntungkan.
Menurut Schmuck and Schmuck enam ciri manajemen kelas
sesuai dengan pendekatan proses kelompok :
1)
Harapan
2)
Kepemimpinan
3)
Daya Tarik
4)
Norma
5)
Komunikasi
6)
Keterpaduan
9.
PENDEKATAN ANALIKTIK
PLURALISTIK
Terdapat 4 tahap pendekatan analiktik
pluralistic yang perlu dicermati penggunaannya
1)
Menentukan kondisi kelas yang
diinginkan
Keuntungan kondisi kelas yang diyakini oleh guru sesuai
adalah:
1)
Guru tidak memandang kelas
semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang timbul
2)
Guru akan memiliki seperangkat
tujuan yang mengarahkan upayanya dan yang menjadi tolak ukur penilaian hasil
upayanya.
2)
Menganalisis kondisi kelas yang
nyata
3)
Memilih dan menggunakan
strategi pencegahan
4)
Menilai efektivitas pengelolaan
10.
PENDEKATAN EKLEKTIK
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni,
(1993;43), dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan
eklektik:
1.
menguasai pendekatan-pendekatan
manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, pendekatan
iklim sosio-emosional, dan proses kelompok.
2.
dapat memilih pendekatan yang
tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen
kelas.
Kesimpulannya adalah kemampuan guru
memilih strategi manajemen kelas yang tepat sangat tergantung kepada
kemampuannya dalam menganalisis manajemen kelas yang dihadapinya.
POKOK BAHASAN.5
PROSEDUR DAN RANCANGAN
MANAJEMEN KELAS
1.
PROSEDUR MANAJEMEN KELAS
Prosedur manajemen kelas adalah
serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas yang dilakukan agar terciptanya
kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Mengacu kepada dua tindakan manajemen
kelas yakni tindakan pencegahan dan tindakan penyembuhan, maka tindakan
manajemen kelas juga dapat menjurus kepada tindakan manajemen dimensi
pencegahan (preventif) dan manajemen dimensi penyembuhan ( kuratif ).
a)
Dimensi Pencegahan ( Preventif)
b)
Dimensi penyembuhan (kuratif)
-
Prosedur dimensi pencegahan
Langkah-langkah pencegahannya adalah:
1.
Peningkatan kesadaran diri
sebagai guru
2.
Peningkatan kesadaran pada
siswa
Untuk meningkatkan kesadarannya adalah:
(1)
memberitahukan akan hak dan
kewajiban sebagai siswa
(2)
memperhatikan kebutuhan, keinginan
dan dorongan para siswa
(3)
menciptakan suasana saling
pengertian, saling menghormati, dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
3.
Sikap polos dan tulus dari guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap para
siswa. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak
boleh berpurapura bersikap dan bertindak apa adanya.
4.
Mengenal dan menemukan alternatif
pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan altematif pengelolaan
langkah ini menuntut Guru untuk :
1.
melakukan identifikasi berbagai
penyimpangan perilaku siswa yang sifatnya individual ataupun kelompok, termasuk
penyimpangan yang disengaja.
2. mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, agar guru dapat
memilih pendekatan yang paling tepat.
5.
Menciptakan kontrak social
-
Prosedur dimensi penyembuhan
Langkah-langkah prosedur penyembuhan sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasi masalah
2)
Menganalisis masalah
3)
Menilai alternative-alternatif
pemecahan
4)
Mendapatkan bailkan
Tujuan
kegiatan kilas balik adalah untuk menilai keampuhan pelaksanaan dan alternatif
pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang
direncanakan.
2.
RANCANGAN PROSEDUR
MANAJEMEN KELAS
Dasar
kuat untuk menyusun prosedur manajemn kelas adalah pemilikan pengetahuan dan
keakraban guru terhadap masalah manajemen kelas, baik dimensi preventif maupun
dimensi kuratif serta menguasai prosedur masing-masing dimensi.
DIAGRAM
DIMENSI PREVENTIF DAN DIMENSI KURATIF MANAJEMEN KELAS
|
|
|
|
|
|
|
|
Faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam pembuatan rancangan prosedur
manajemen kelas, antara lain:
a.
pemahaman terhadap arti, tujuan,
dan hakikat manajemen kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa dan
bagaimana harus berbuat dalam manajemen kelas
b.
pemahaman terhadap hakikat
siswa yang sedang dihadapi, maksudnya setiap siswa pada setiap saat, di lingkungan
tertentu, akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu.
c.
pemahaman tehadap bentuk
penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh
siswa, melalui identifikasi masalah penyimpangannya
d.
pemahaman terhadap
pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas. Pemahaman ini
akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah
penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
e.
pemilikan pengetahuan dan
keterampilan dalam membuat rancangan prosedur manajemen kelas.
DIAGRAM
LANGKAH-LANGKAH RANCANGAN
PROSEDUR MANAJEMEN KELAS
Langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a. Identifikasi dari masalah yang timbul
dari manajemen kelas
b. Analisis masalah
c. Penilaian alternative-alternatif
pemecahan, penilaian dan pelaksanaan salah satu alternative pemecahan
d. Monitoring pelaksanaan
e. Balikan hasil pelaksanaan alternatif
pemecahan masalah