MANAJEMEN KELAS

Selasa, 19 Februari 2013

KONSEP MANAJEMEN KELAS


POKOK BAHASAN 1
KONSEP DAN PERSPEKTIF MANAJEMEN KELAS

Manajemen adalah proses untuk memberdayakan sumber daya, baik sumber daya manusia (human elemen) maupun sumber daya material (material element).
A.    Konsep Manajemen
Manajemen menurut istilah, berasal dari kata manus (Latin) mano (Prancis), maneggiere (Italia) berarti melatih kuda agar kaki kuda itu melangkah dan menari yang dikehendaki oleh pelatihnya.
Terdapat tiga pokus untuk mengartikan manajemen (Ade Rukmana, 2007) yakni:
a.       Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
b.      Manajemen sebagai proses yakni menentukan langkah-langkah sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajeman.
c.       Manajemen sebagai seni, tercermin dari perbedaan gaya atau seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Beberapa definisi para ahli manajemen yang mencerminkan ketiga fokus di atas:
a)            Encyclopedia of the social science (1957) ;"management may be defined as the process by which the execution of given purpose is put into operation and supervised"
b)           Rue and Byars (1966;9) "management is a process that invales directional group of people toward organizational goals or objectives"
c)     Hersey dan Blanchard (1988;144) merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
d)    Stoner (1992;8) manajemen merupakan proses pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para ditetapkan.
e)            Millet (1954) "management in the process of directing and facilitating in the work of people organization in formal group to achieve a desired goal”

B.     Konsep Manajemen Kelas
Beberapa pendapat para ahli tentang manajemen kelas dihubungkan dengan kosep kelas tersebut.
1)      Lois V Johnson dan Mary Bany,(1979),
Manajemen kelas menurut konsepsi lama diartikan sebagai upaya mempertahan kan ketertiban kelas.Menurut konsepsi modern adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tepat terhadap problem dan manajemen kelas. Menurut konsepsi lama, guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem /organisasi kelas, sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat dan energinya pada tugas-tugas individual.

2)      Wilford A. Weber,1986 ( Berdasarkan pendekatan manajemen kelas )
a.      Pendekatan otoriter
Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin.
b.      Pendekatan intimidasi
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi.
c.       Pendekatan permisif
Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.



d.      Pendekatan buku masak
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk atau resep yang telah disajikan.
e.       Pendekatan instruksional
Manajemen kelas yaitu seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui pelaksanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksa­nakan dengan baik.
f.        Pendekatan pengubahan perilaku
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
g.      Pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional
Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubu­ngan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
h.      Pendekatan sistem sosial
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

3)      Depdikbud, 1994/1995
Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasa­sana belajar mengajar yang efiektif clan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.

4)      I Made Pidarta (Terjemaahan dari Louise P Johnson)
Pengelolaan kelas adalah keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan pada pengertian tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak, berusaha, memahami dan mendiagnosa kelas, serta kemampuan untuk bertindak efektif dan kreatif dalam memperbaiki kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar-mengajar yang baik.

5)      Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996
Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa un­tuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

6)      Bobbi De Porter, Quntum Teaching, 2001
Lingkungan kelas Anda mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. Peningkatan seperti poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara poster afirmasi menguatkan dialog internal siswa. Alat bantu dapat menghapus gagasan abstrak dan mengikut sertakan pelajar kinestetik.
Tujuan MK berdasarkan acuan dari Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
b.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
c.       Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

C.    PERSPEKTIF MANAJEMEN KELAS
·         Menurut Ernest L Boyer (1984), tiga hal penting yang harus dikuasai oleh seorang calon guru di sekolah dasar, yakni (1) pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sebuah kelas, (2) pengetahuan tentang mated pelajaran, dan (3) pemahaman mengenai latar belakang sosial peserta didik.
·         Pendapat Squires & Huitt (1983), seorang guru yang efektif ditandai dengan penguasaan tiga area keterampilan, yaitu (1) perencanaan, atau mempersiapkan kegiatan kelas, (2) manajemen, dengan tugas mengawasi perilaku peserta didik, dan (3) pengajaran, menyediakan dan membimbing kegiatan siswa untuk belajar.
·         Berdasarkan hasil penelitian Mary Mc Caslin & Thomas L.Good (1992), bahwa manajemen kelas dapat dan harus berpenampilan lebih dari hanya untuk kepatuhan, tetapi MK dapat dan harus merupakan sebuah kendaraan yang mampu mendorong siswa memahami dirinya, mengevaluasi diri dan menginternalisasi “self conttrol”
·         Thomas L Good & Jere Brophy (1994), berdasarkan penelitian di dalam kelas, fakta menunjukkan bahwa guru-guru yang menggunakan pendekatan manajemen sebagai suatu proses menetapkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif cendeung lebih berhasil dibandingkan dengan guru-guru yang lebih menekankan kepada perannya sebagai figur yang berkuasa dan disiplin.
·         Pendapat Nicholas Long & William More (1996), kurangnya disiplin kelas yang efektif dan kurangnya keterampilan mengelola perilaku siswa, akan dapat menghambat keberhasilan karir mengajar seorang guru.

POKOK BAHASAN 2
PENGELOLAAN KELAS DAN PEMBELAJARAN

A.    KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar, baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan (Depdikbud; 9985; 3).
1.      Tujuan Keterampilan Mengelola Kelas
a.       Untuk Siswa
·         Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
·         Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai denga tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
·         Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai aktivitas-aktivitas di kelas.
b.      Untuk Guru
·         Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif.
·         Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
·         Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil atau ringan, serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah penyimpangan perilaku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
2.      Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
2.1    Keterampilan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar Optimal
·         Menunjukan sikap tanggap
·         Membagi perhatian
·         Memusatkan perhatian kelompok
·         Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
·         Menegur
·         Memberikan penguatan
2.2    Keterampilan Pengendalian Kondisi Belajar Optimal
·         Memodifikasi tingkah laku
·         Pengelolaan kelompok
·         Menemukan dan memecahkan perilaku yang menimbulkan masalah
2.3    Hal-hal yang Harus Dihindari
·         Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan,baik kegiatan awal maupun kegiatan akhir merupakan hal yang krusial bagi guru.
·         Penyimpangan perilaku siswa baik secara individu maupun kelompok kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran.
·         Bertele-tele, kata, kalimat atau kegiatan yang dilakukan oleh guru, akan menimbulkan kebosanan dan ketidak nyamanan bagi siswa.

3.      Tanggung Jawab Guru sebagai Pengelola Kelas
3.1    Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik, merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ).
Ruang kelas yang pernah dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM, karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
3.2    Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa biasanya dilakukan dalam berbagai bentuk seperti individual, berpasangan, kelompok kecil, atau klasikal. Beberapa pertimbangan perlu diperhatikan pada saat pengelolaan siswa, antara lain: jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan siswa, waktu belajar, dan ketersediaan sarana/parasarana. Hal yang sangat penting lagi yakni keberagaman karakteristik siswa.
3.3    Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Tiga hal strategis yang perlu dikuasai oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran; yaitu: (1) penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, (2) penyediaan umpan balik yang bermakna, (3) penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa melakukan unjuk perbuatan.
3.4    Pengelolaan Isi atau Materi Pelajaran
Dalam mengelola materi pelajaran, guru paling tidak harus menyiapkan rencana operasional KBM dalam wujud Rencana Pelajaran (RP).
3.5    Pengelolaan Sumber Belajar
Pengelolaan sumber belajar sebaiknya memperhatikan sumber daya yang ada di sekolah, dan melibatkan orang-orang yang ada di dalam system sekolah tersebut.
3.6    Pengelolaan Strategi dan Evaluasi Pembelajaran
Pengelolaan strategi pembelajaran yang akurat dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengelolaan Evaluasi dalam pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian PBK (Penilaian Berbasis Kelas).

B.     PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan mengajar dan mengelola kelas secara teoritis dapat dibedakan secara rinci, namun dalam praktek yang dilakukan oleh guru sehari-hari dikelas memang agak sulit memisahkannya, karena keduanya saling berhubungan dan terpadu.
Guru di kelas perlu memiliki kemampuan untuk membedakan masalah pengajar­an dan masalah manajemen kelas, agar dalam mengatasi kedua masalah yang berbeda ini solusinya berbeda pula. Misalnya seorang siswa tidak senang berada di kelas karena dia me­rasa tidak diterima oleh kawan-kawannya, bukan masalah pengajaran tetapi ma­salah manajemen kelas, tentunya guru menanggulanginya melalui strategi mana­jemen kelas, yakni melalui pendekatan perorangan ataupun kelompok.
  1. Proses Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas
Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif, guru harus mampu:
(1)       Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas, baik yang bersifat perorangan, maupun kelompok
(2)       Memahami pendekatan mana yang cocok dan yang tidak cocok untuk jenis masalah tertentu
(3)       Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang muncul di kelas.

  1. Fungsi Guru dalam Pembelajaran
·         Fungsi Instruksional
·         Fungsi Edukasional
·         Fungsi Manajerial
.
  1. Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif memperhatikan langkah berikut :
·         Menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan dan merangsang aktivitas proses belajar mengajar
·         Mengoptimalkan hasil belajar, melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna
·         Mengerjakan tugas dengan baik
·         Merumuskan tujuan pembelajaran secara nyata
·         Melihat kembali hasil belajar yang telah dicapai
·         Mencari jalan keluar agar dalam proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.

POKOK BAHASAN.3
FUNGSI DAN RUANG LINGKUP
MANAJEMEN KELAS

1.      FUNGSI MANAJEMEN KELAS
Terdapat empat fungsi pokok manajemen kelas, yakni fungsi pereventif, fungsi kuratif, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan.
a.       Fungsi Preventif atau fungsi pencegahan yaitu guru melakukan pencegahan timbulnya perilaku siswa yang bermasalah di kelas.
Beberapa tipe kelainan perilaku siswa di kelas :
1)      Aggresion : physically or verbally attack teacher or other students.
Perilaku menyerang baik fisik maupun dengan kata-kata kepada guru atau ke pada siswa lain di kelas.
2)      Immorality : cheating, lying, stealing
Perilaku tidak bermoral, misalnya kebiasaan nyontek, berbohong dan mencuri
3)      Defiance of authority: temporary or permanent removal from the classroom. Bertentangan dengan kekuasaan, secara menetap atau kadang-kadang kelu­ar masuk kelas, misalnya bolos atau sering permisi keluar kelas.
4)      Class disruptions : talking loudly, walking about the room without permission, clowning, unacceptable behaviors in the classroom.
Misalnya ngompol, makan sambil belajar, mengganggu teman.

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan perilaku pada siswa:
1)      Lingkungan kelas yang kumuh, kotor, tidak terurus,dekat kuburan, dekat pasar, dekat terminal, dekat pabrik, dekat pembuangan sampah, pokoknya tidak sehat untuk belajar.
2)      Penyalah gunaan obat ( drug abuse ), misalnya putaw atau ganja.
3)      Gengster, siswa dipengaruhi oleh sekelompok pemuda berandal.
b.      Fungsi Kuratif
Fungsi Kuratif yaitu menyembuhkan perilaku siswa yang bermasalah. Fungsi ini dilakukan oleh guru setelah siswa melanggar aturan atau menganggu kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga situasi dan kondisi kelas tidak kondusif.
c.       Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi pokok manajemen, guru memelihara kondisi belajar mengajar di kelas yang positif.
d.      Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan yaitu guru senantiasa mengembangkan kondisi kelas yang kondusif.

James M Cooper (1990), 4 langkah mengelola kelas yang efektif:
1)      Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki
2)      Menganalisisi kondisi kelas yang actual
3)      Memilih dan menggunakan strategi manajerial
4)      Menilai efektivitas mamajerial


2.      RUANG LINGKUP MANAJEMEN KELAS
Ruang lingkup manajemen kelas di SD dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1.) manajemen kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, (2) hal-hal yang bersifat non-fisik.
Menurut buku Pedoman Pengelolaan Kelas Depdiknas, kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam mengelola kelas antara lain (1) mengecek kehadiran siswa, (2) mengumpuikan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan ter­sebut, (3) pendistribuasian bahan dan alat, (4) mengumpulkan insformasi dari siswa. (5) mencatat data, (6) pemeiiharaan arsip, (7) menyampaikan materi pelajaran, dan (8) memberikan tugas atau pekerjaan rumah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru.
a.       Ketika bertemu dengan siswa, guru harus :
1)      bersikap tenang dan percaya pada diri sendiri
2)      tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam, atau sikap yang tidak simpatik
b.      Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar
c.       Mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan teratur
d.      Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab
e.       Membuat denah ketas ( denah tempat duduk siswa )
f.       Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.

Menata Kelas Yang Nyaman dan Menyenangkan
Adapun syarat kelas yang baik berdasarkan pedoman Depdiknas, adalah :
-          rapi, bersih, sehat, tidak lembab
-          cukup cahaya yang meneranginya
-          sirkulasi udara cukup
-          perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata rapi
-          jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang

Menata Perabot Kelas
Berdasarkan ketentuan Depdiknas minimal harus ada :
a. papan tuiis dan penghapusnya, b.meja kursi guru, c. Almari kelas, d. Meja kursi sis­wa, e. Gambar Presiden, Wakil Presiden dan Lambang Negara, f. Papan absensi, g daftar jaga, h. jadwal pelajaran, i. tempat cuci tangan dan lap tangan, j. kalender pendidikan, k. tempat sampan, l. Sapu dan bulu ayam, m. Gambar-gambar lain atau alat peraga, n. kapur spidol.




POKOK BAHASAN 4
PENDEKATAN-PENDEKATAN
DALAM MANAJEMEN KELAS

1.      PENDEKATAN OTORITER
Pendekatan otoriter adaah pendekatan pengelolaan kelas yang memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku siswa oleh guru secara manusiawi
Terdapat lima strategi dalam pendekatan otoriter, yaitu:
1)      Menetapkan dan menegakan peraturan
2)      Memberi kanperintah, pengarahan dan pesan
3)      Menggunakan teguran ramah
4)      Menggunakan pengendalian dengan mendekati
5)      Menggunakan pemisahan dan pengucilan

2.      PENDEKATAN INTIMIDASI
Pendekatan yang memandang bahwa pengelolaan kelas merupakan proses pengendalian perilaku siswa. Pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Peran guru adalah memaksa siswa berperilaku sesuai perintah guru. Bentuk intimidasi, seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman dan menyalahkan.
Kelebihan pendekatan ini hanya baik untuk menghentikan perbuatan yang sudah berat dengan segera. Kelemahan pendekatan ini, siswa takut bertemu dengan guru, karena membayangkan akan mendapat hukuman yang sangat berat.

3.      PENDEKATAN PERMISIF
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah meningkatkan kebebasan siswa, sebab akan membantu pertumbuhan secara wajar.
Kelemahan pendekatan ini adalah kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas merupakan sistem sosial yang memiliki pranata-pranata social
Pendekatan ini tidak produktif diterapkan dilingkungan sekolah dan kelas. Guru disa­rankan agar memberikan kesempatan kepada siswa melakukan urusannya sendiri apabila hal itu berguna. Misalnya: siswa memperoleh kesempatan secara psikologis memikul resiko yang aman, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, di­siplin diri, tanggung jawab sendiri.

4.      PENDEKATAN BUKU MASAK ATAU RESEP
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi Daftar hal-hal Yang harus dilakukan atau tidak harus dilakukan oleh seorang guru Apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.
Sebagai pendekatan buku masak atau resep. Contoh khas pernyataannya :
-          selalulah menegur siswa secara empat mata
-          jangan sekali-kali meninggikan suara pada saat memperingatkan siswa - jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan
-          senantiasa meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa, sebelum menja­tuhkan hukuman
-          tetaplah konsekuen dalam menegakkan peraturan

Kelemahan pendekatan buku masak atau resep
-          tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga ditemukan prinsip-­prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum.
-          cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru
-          sering dipergunakan oleh guru dalam kegiatan jangka pendek
-          apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alterna­tif lain, karena bersifat mutlak.
-          guru yang bekerja dengan acuan buku masak atau resep akan merugikan diri sendiri.

5.      PENDEKATAN INTRUKSIONAL
Pendekatan intruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendi­rian, bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebahagian besar masalah manajemen kelas.
Perilaku instruksional mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu :
1) mencegah timbulnya masalah manajerial.
2) memecahkan masalah manajerial kelas
Para pengembang pendekatan instrukdional menyarankan kepada guru untuk mem­perhatikan hal-hal berikut :
1)     Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik. Relevan dan sesuai se­cara empirik dianggap sebagai penangkal perilaku siswa yang menyimpang
2)     Menerapkan kegiatan yang efektif
Kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan tugasnya.
3)     Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan dilakukan oleh siswa di kelas. lnformasi kegiatan ini disampai kan oleh guru kepada siswa pada awal pertemuan di kelas.
4)     Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengkomunikasikan harapan-harapan yang diinginkan oleh guru, misalnya melalui intruksi yang jelas, sederhana, ringkas, sistematis, tepat sasaran.
5)     Menggunakan dorongan yang bermakna suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.

6.      PENDEKATAN PENGUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOR MODIFICATION)
Pendekatan ini didasarkan kepada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Siswa yang menyimpang menurut pengajur pendekatan ini dikarenakan oleh salah satu dari dua   alasan berikut : (1) siswa telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, (2) siswa tidak belajar berperilaku yang sesuai.
Pendekatan perubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama :
1)     Empat prinsip dasar belajar yaitu penguatan positif, penguatan negatif, hukuman, dan penghentian.
2)     Pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan.
Penjelasan keempat prinsip dasar belajar sebagai berikut :
1)      Penguatan positif
Contoh : Ani mengerjakan PR sangat rapi dan benar, kemudian ia serahkan kepada guru (perbuatan) Guru memuji Ani, pekerjaanmu sangat rapi dan benar (penguatan positif) Untuk PR berikutnya Ani lebih baik dan lebih rapi lagi (perbuatan berikut lebih meningkat).
2)      Penguatan negatif
Contoh : Usman selalu menyerahkan PR  kepada guru daiam keadaari beium rapi. Meski pun gurunya selalu mengomentari pekerjaannya, ia tetap membuat PR seperti itu,Guru kali ini menerima PR Usman tanpa komentar dan omelan (menarik hu­kuman) Ternyata kemudian PR Usman menjadi lebih baik ( perilaku meningkat).
3)      Hukuman
Contoh : Imas menyerahkan pekerjaan menggambar kepada gurunya dalam keadaan belum selesai (perbuatan siswa). Guru menegur Imas karena gambarnya belum selesai. Guru mengatakan kepada Imas bahwa gambarmu kurang bagus, dan harus kamu ulang dari awal (hukuman). Pekerjaan gambar Imas berikutnya lebih baik dan tuntas
4)      Penghentian
Contoh : Iman yang PR nya selalu dipuji oleh gurunya karena rapi dan selalu benar, pada saat menyerahkan PRnya kali ini guru sengaja tidak memujinya dan mengomentarinya.
Strategi lain dalam pendekatan pengubahan perilaku untuk mengelola kela :
1.      Mempergunakan model,
2.      Mempergunakan pembentukan
3.      Mempergunakan system hadiah
4.      Mempergunakan kontrak perilaku
5.      Mempergunakan jatah kelompok
6.      Penguatan alternatif yang tidak serasi
7.      Mempergunakan penyuluhan perilaku
8.      Mempergunakan pemantauan sendiri
9.      Mempergunakan isyarat

7.      PENDEKATAN IKLIM SOSIO EMOSIONAL
Pendekatan  ini berakar pada psikologi penyluhan klinikal, karena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi. Tugas pokok guru adalah membangun hubungan pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio emosional yang positif.
Ginott memiliki pendapat yang lebih menekankan kepada komunikasi yang efektif, untuk meningkatkan hubungan baik antara guru dan siswa, disamping sikap empatik. sikap menerima. dan memberikan sejumlah contoh bagaimana sikap itu dapat di wujudkan oleh guru.
-          Rekomendasi cara berkomunikasi yang efektif menurut Ginott :
a)      alamatkan pernyataan kepada sistuasi siswa, jangan menilai dirinya karena hal itu dapat merendahkan diri siswa.
b)      gambarkanlah situasi, ungkapkan perasaan tentang situasi,dan jelaskan harapan mengenai situasi
c)      nyatakan perasaan yang sebenarnya yang akan meningkatkan pengertian siswa
d)     hindarkan cara memusuhi, dengan cara mengundang kerja sama dan memberi kan kepada siswa kesempatan mengalami ketidak tergantungan.
e)      hindarkan sikap menentang atau melawan dengan cara menghindarkan perintah dan tuntutan yang memancing respon defensif.


-          Glasser mengemukakan delapan langkah untuk membantu siswa mengubah perilakunya :
a)       secara pribadi melibatkan diri dengar siswa, menerima siswa dan menunjukkan,  kesediaan untuk membantunya.
b)      menangani masalah siswa bukan menghakiminya.
c)       membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya yang bermasalah.
d)      membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih baik, untuk mengembang­kan rasa tanggung jawab.
e)       membimbing siswa mengikatkan diri dengan rencana yang telah dibuatnya
f)       yakinkan siswa bahwa guru mengetahui kemajuan siswanya
g)      tidak menerima pernyatan maaf siswa apabila siswa gagal meneruskan keterika­tannya.
h)      memberikan kesempatan kepada siswa merasakan akibat wajar dari perilakunya yang menyimpang tetapi jangan menghukumnya.

8.      PENDEKATAN PROSES KELOMPOK
Premis utama yang mendasari pendekatan ini adalah :
1)      Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas.
2)      Tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang efek tif dan produktif.
3)      Kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua sistem sosial.
4)      Pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.
Menurut Schmuck and Schmuck enam ciri manajemen kelas sesuai dengan pende­katan proses kelompok :
1)      Harapan
2)      Kepemimpinan
3)      Daya Tarik
4)      Norma
5)      Komunikasi
6)      Keterpaduan

9.      PENDEKATAN ANALIKTIK PLURALISTIK
Terdapat 4 tahap pendekatan analiktik pluralistic yang perlu dicermati penggunaannya
1)      Menentukan kondisi kelas yang diinginkan
Keuntungan kondisi kelas yang diyakini oleh guru sesuai adalah:
1)      Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang timbul
2)      Guru akan memiliki seperangkat tujuan yang mengarahkan upayanya dan yang menjadi tolak ukur penilaian hasil upayanya.
2)      Menganalisis kondisi kelas yang nyata
3)      Memilih dan menggunakan strategi pencegahan
4)      Menilai efektivitas pengelolaan

10.  PENDEKATAN EKLEKTIK
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni, (1993;43), dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik:
1.       menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, pendekatan iklim sosio-emosional, dan proses kelompok.
2.       dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas.
Kesimpulannya adalah kemampuan guru memilih strategi manajemen kelas yang tepat sangat tergantung kepada kemampuannya dalam menganalisis manajemen kelas yang dihadapinya.


POKOK BAHASAN.5
PROSEDUR DAN RANCANGAN MANAJEMEN KELAS

1.      PROSEDUR MANAJEMEN KELAS
Prosedur manajemen kelas adalah serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas yang dilakukan agar terciptanya kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Mengacu kepada dua tindakan manajemen kelas yakni tindakan pencegahan dan tindakan penyembuhan, maka tindakan manajemen kelas juga dapat menjurus kepada tindakan manajemen dimensi pencegahan (preventif) dan manajemen dimensi penyembuhan ( kuratif ).
a)      Dimensi Pencegahan ( Preventif)
b)      Dimensi penyembuhan (kuratif)
-          Prosedur dimensi pencegahan
Langkah-langkah pencegahannya adalah:
1.      Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
2.      Peningkatan kesadaran pada siswa
Untuk meningkatkan kesadarannya adalah:
(1)   memberitahukan akan hak dan kewajiban sebagai siswa
(2)   memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para siswa
(3)   menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati, dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
3.      Sikap polos dan tulus dari guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap para siswa. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura­pura bersikap dan bertindak apa adanya.
4.      Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan altematif pengelolaan langkah ini menuntut Guru untuk :
1.      melakukan identifikasi berbagai penyimpangan perilaku siswa yang sifatnya individual ataupun kelompok, termasuk penyimpangan yang disengaja.
2.      mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, agar guru dapat memilih pendekatan yang paling tepat.
5.      Menciptakan kontrak social

-          Prosedur dimensi penyembuhan
Langkah-langkah prosedur penyembuhan sebagai berikut:
1)      Mengidentifikasi masalah
2)      Menganalisis masalah
3)      Menilai alternative-alternatif pemecahan
4)      Mendapatkan bailkan
Tujuan kegiatan kilas balik adalah untuk menilai keampuhan pelaksanaan dan alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan.

2.      RANCANGAN PROSEDUR MANAJEMEN KELAS
Dasar kuat untuk menyusun prosedur manajemn kelas adalah pemilikan pengetahuan dan keakraban guru terhadap masalah manajemen kelas, baik dimensi preventif maupun dimensi kuratif serta menguasai prosedur masing-masing dimensi.

DIAGRAM
DIMENSI PREVENTIF DAN DIMENSI KURATIF MANAJEMEN KELAS























MANAJEMEN KELAS
 



MANAJEMEN KELAS
PREVENTIF
 
MANAJEMEN KELAS
KURATIF
 




PROSEDUR
MANAJEMEN KELAS
KURATIF
 
PROSEDUR
MANAJEMEN KELAS
PREVENTIF
 




RANCANGAN
PROSEDUR
MANAJEMEN KELAS
KURATIF
 
RANCANGAN
PROSEDUR
MANAJEMEN KELAS
PREVENTIF
 





MENCIPTAKAN DAN MEMPERTAHANKAN
KONDISI LINGKUNGAN OPTIMAL
 




Faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam pembuatan rancangan prosedur manajemen kelas, antara lain:
a.       pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat manajemen kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam manajemen kelas
b.      pemahaman terhadap hakikat siswa yang sedang dihadapi, maksudnya setiap sis­wa pada setiap saat, di lingkungan tertentu, akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu.
c.       pemahaman tehadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyim­pangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikasi masalah penyimpangannya
d.      pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
e.       pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan prosedur manajemen kelas.

DIAGRAM
LANGKAH-LANGKAH RANCANGAN
PROSEDUR MANAJEMEN KELAS

 



















Langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a.       Identifikasi dari masalah yang timbul dari manajemen kelas
b.      Analisis masalah
c.       Penilaian alternative-alternatif pemecahan, penilaian dan pelaksanaan salah satu alternative pemecahan
d.      Monitoring pelaksanaan
e.       Balikan hasil pelaksanaan alternatif pemecahan masalah